MARI KITA RENUNGKAN HARGA SEBUAH KEBAIKAN (1)
Kadang kita tergoda merasa rugi saat melakukan sebuah bantuan kebaikan kepada seseorang yang terbukti dikemudian hari tak berterimakasih kepada kita atau tak memberikan balasan nyata atas kebaikan kita. Tolak jauh-jauh godaan itu karena sesungguhnya setiap perbuataan kita itu tak pernah luput dari pengetahuan, pengamatan dan pencatatan Allah Swt.
Kadang kita juga tergoda untuk memandang kecil bantuan orang lain kepada kita. Kebanyakan orang memandang apa yang dari orang lain sebagaibsampah, sementara apa yang dari dirinya sebagai emas. Janganlah kita bersikap seperti itu. Jangan jangan bantuan kecil itu penuh berkah dan menjadi pemancing datangnya anugerah besar. Kebaikan adalah tetap kebaikan, sekecil apapun itu.
Untuk tidak memandang remeh kebaikan, mari kita membayangkan bahwa kita sedang berada di padang makhsyar untuk antri di hari perhitungan, penimbangan amal-amal kita. Saat tiba giliran kita, ternyata amal kebaikan kita di ujung timbangan sebelah kanan sangat imbang dengan perbuatan jelek kita, pahala dan dosa di ujung timbangan sebelah kiri. Butuh satu (1) kebaikan kecil saja agar kebaikan kita lebih berat ketimbang dosa kita, agar selamat dari neraka dan masuk ke surga. Pertanyaannya adalah kemana kita akan mencari tambahan satu pahala kebaikan kecil itu?
Satu kebaikan kecil itu akan menjadi penentu surga dan neraka kita. Bingung kita mencari tambahan kecil itu. Andai masih bisa kembali ke dunia, maka pasti akan melakukan apapun kebaikan yang bisa dilakukan asal bisa masuk surga dan selamat dari neraka. Harga kebaikan kecil akhirnya menjadi tinggi, mahal, namun tetap di buru. Andai di akhirat ada pasar kebaikan, mungkin kita bisa membelinya di sana. Tapi akhirat adalah zona pembalasan, bukan zona amal seperti di dunia ini. Tak ada lagi pasar dan transaksi. Semua sibuk dengan dirinya sendiri.
Kemana kita akan mencari tambahan pahala kebaikan? Saudaraku dan sahabatku, mumpung kita masih ada di dunia, berbuatlah kebaikan sekecil apapun. Jangan pernah kesempatan beramal itu hilang dan lepas dari kita. Berlomba-lombalah dalam kebaikan. Barangkali amal kecil itulah penentu surga kita. Renungkanlah. Salam, A. I. Mawardi