MAT KELOR BERHAJI LAGI (10): KECEMBURUAN ISTRI MAT KELOR
Saya dan isteri memiliki tugas tambahan musim haji ini, yakni sebagai petugas pemadam kebakaran. Lho, kok bisa? Iya, kami harus memadamkan api cemburu isteri Mat Kelor kepada suaminya setelah melihat Mat Kelor rajin mengantarkan orang kesasar, termasuk seorang nenek tidak begitu tua yang terpencar dari rombongannya. Sebenarnya tak ada apa-apa bahkan tak mungkin ada apa-apa dengan At Kelor. Mungkin karena sering tak bersama saja maka si isteri cemburu berat.
Setelah diusut, sebenarnya masalah ini berawal dari hal kecil, guyon yang dianggap serius. Isteri Mat Kelor bertanya: "Kak, siapa yang paling kau cinta?" Mat Kelor menjawab: "Ibuku." Isterinya bertanya lagi: "Terus?" Mat Kelor menjawab: "Saudariku." Isterinya bertanya lagi: "Terus?" Mat Kelor menjawab: "Puteri kita." Isterinya ngambek dan mulai akan menangis. Mat Kelor bertanya mengapa bersedih dan mau menangis. Dijawabnya: "Terus aku ini apa, gak dicinta?" Mat Kelor berkata: "Lho kamu kan tanya yang paling dicinta, bukan yang paling dirindu." Isterinya mulai tersenyum sambil bertanya: "Terus yang paling dirindu siapa?" Mat Kelor lama terdiam, sang isteri menunggu jawaban diaebutkannya namanya. Lalu Mat Kelor menjawab: "Yang paling kurindu, burung perkututku." Si isteri nangis sejadi-jadinya dan mulai saat itu cemburu dan tak mau bicara dengan suaminya itu.
Mat Kelor agak pusing juga dengan sikap isterinya itu. Harusnya dia tak perlu bertanya lagi tentang cinta dan rindu Mat Kelor. Fakta lebih berbicara ketimbang kata. Tapi apa daya nasib berkata lain. Sudah pernah sekali Mat Kelor mengeluarkan jurus sastra dengan berkata kepada isterinya: "Wanita yang mencemburui suaminya adalah wanita yang mengakui bahwa ada wanita yang lebih cantik dan menarik dibandingkan dengan dirinya." Sempat isterinya lalu merenungkan kata itu lalu berhenti cemburu. Namun kembali cemburu itu muncul.
Saya bisikkan pada Mat Kelor satu nasehat agar melempar jumrah berdua saja dengan isterinya. Isteriku juga membisikkan pada isteri Mat Kelor untuk mau diajak Mat Kelor berdua melempar jumrah. Berangkatlah mereka. Mat Kelor sepanjang perjalanan berdoa dengan agak keras: "Ya Allah saya akan melempar setan, jauhkan setan dariku dan dari isteriku." Isterinya diam tidak mengamini. Saat melempar jumrah, satu batu isterinya mengenai kepala Mat Kelor. Mat Kelor teriak kesakitan, ada darah mengalir. Mat Kelor berkata lirih: "Bukan aku setannya." Sang isteri tersenyum dan minta maaf cemburupun hilang lenyap. Salam, AIM