Pencerah Hati

MEMAKSIMALKAN POTENSI DEMI MENJADI MANUSIA PILIHAN - 20 Januari 2021 17:56

  • Rabu, 20 Januari 2021 17:56:38
  • Ahmad Imam Mawardi

MEMAKSIMALKAN POTENSI DEMI MENJADI MANUSIA PILIHAN

Tadi pagi saya diundang menyampaikan orasi ilmiah wisuda STAI Cendekia Islami di Pasir Putih Situbondo. Acara terlaksana dengan protokoler kesehatan ketat, tempat duduk berjarak namun hati tetap akrab. Keakraban hati menjadi kata kunci untuk menjadikan kita tetap sebagai manusia, di tengan tuntutan fisik yang berjarak yang memiliki potensi mematikan hati kita hingga akhirnya tak ada cinta dan kasih sayang.

Tiga poin penting saya sampaikan dalam acara itu. Pertama adalah bahwa manusia pilihan ditentukan oleh tiga komponen utama, yaitu semangat untuk bahagia bersama (emansipatoris), semangat menghilangkan kesedihan dan derita diri serta orang lain (liberalis), dan ikatan hati dengan Allah (transendental). Baca QS Ali Imran ayat 10. Manusia terbaik tak hanya berpikir untuk dirinya sendiri, melainkan juga orang lain. Lalu bagaimanakah dengan kita? Berapa orang yang menjadi beban pikiran kita? Kalau hanya berpikir enak bahagianya diri sendiri, kita belum masuk golongan terpilih.

Poin kedua yang saya sampaikan adalah mengomentari uraian Ketua STAI tentang bonus demografi, bahwa Indonesia saat ini diuntungkan oleh jumlah penduduk dengan usia produktif yang sangat banyak. Bagi saya, yang terpenting bukan usia produktifnya, melainkan wujud manfaat ataubkebaikan atau prestasi yang diproduksinya dalam hidup. Seorang remaja yang dalam usia produktif tapi tak berkarya apa-apa, tak berbuat apa-apa untuk ummat, sungguh jauh kalah nilai dibandingkan dengan seorang yang tua sekali yang tetap aktif mengajarkan kebaikan walau sebatas alif ba dan ta, mendoakan orang lain, dan mendoakan kebaikan untuk orang lain. Bekerjalah dan berbuatlah untuk kita sendiri dan orang lain.

Poin ketiga yang saya sampaikan adalah bahwa bukan bukan hanya kecerdasan otak yang diperlukan untuk hidup mudah dan sukses. Lebih penting dari itu adalah kecerdasan hati yang biasa disebut dengan kecerdasan spiritual. Apa saja tanda-tanda orang yang cerdas spiritual? Banyak sekali. Yang terpenting, salah satunya, adalah kemampuan mentransendentalkan pengalaman kehidupan kesehariannya. Hidup ini jangan hanya diukur dengan pencapaian duniawi, tanyakan bagaimana dengan akhirat kita. Dalam hidup ini, jangan lupakan YAA ROBBY, jangan hanya ribut dengan YAA LOBY. Semoga sukses bahagia selalu. Salam, AIM