Pencerah Hati

MEMBACA SEJARAH UNTUK MEMETIK HIKMAH KEHIDUPAN (2) - 03 Juni 2019 16:57

  • Senin, 03 Juni 2019 16:57:34
  • Ahmad Imam Mawardi

MEMBACA SEJARAH UNTUK MEMETIK HIKMAH KEHIDUPAN (2)

Di suatu hari, Khalifah Makmun kedatangan salah seorang rakyatnya, orang Arab pegunungan yang berkunjung kepadanya. Sang tamu mengenalkan dirinya: "Khalifah, saya adalah rakyatmu dari wilayah pegunungan." Halifah menjawab: "Iya, tahu, kelihatan kok dari penampilannya."

Kira-kira bagaimana ya kondisi pertemuan rakyat dengan pemimpinnya yang menanggapi langsung ucapannya. Sang tamu melanjutkan kata bahwa dia berkehendak naik haji. Sang khalifah menjawab bahwa ada banyak jalan menuju Mekah. Sebenarnya bukan jawaban ini yang diinginkannya melainkan memohon ada bantuan dana untuk pergi haji. Khalifah sebenarnya paham akan maksud ini namun beliau mengajak sang rakyat untuk bermain mental sambil guyon.

Sang tamu menyampaikan lagi bahwa dia tak punya bekal yang cukup untuk naik haji itu. Dengan swpat dijawab oleh Khalifah: "Kalau begitu, gugur kewajibanmu untuk haji." Benar-benar jawaban yang mematikan. Namun sang tamu dengan segala keluguannya berkata lagi: "Saya datang kesini bukan untuk meminta fatwa wahai tuan khalifah, saya datang untuk meminta bantuan dana." Khalifah tertawa terbahak-bahak dan kemudian memerintahkan ajudannya memberikan sejumlah bantuan dana untuk keperluan haji.

Keakraban pemimpin dan yang dipimpin itu indah dilihat dan dikisahkan. Rakyat akan senang sekali disapa dan dibantu secara tulus oleh pemimpinnya. Ada sebuah negeri antah berantah yang terbalik dengan kisah di atas, yakni pemimpinnya rajin minta bawahannya sumbangan untuk keperluan pelesiran sang pemimpin. Di negeri antahberantah ini, parcel lebaran adalah dari bawahan untuk atasan.

Prinsip dasar hubungan yang baik adalah "bahagiakan sebanyak mungkin manusia yang Anda jumpai, bantulah sebanyak mungkin hamba Allah yang memohon bantuanmu, maka engkau akan semakin muli dan senantiasa tertolong sepanjang perjalanan hidup." Salam, AIM