MEMPERBAIKI DIRI ADALAH LANGKAH PERTAMA MEMPERBAIKI ALAM SEKITAR

Saat ini saya menghadiri acara wisuda sarjana XIV di STAI Miftahul Ulum Pamekasan. Ada suasana penuh semangat di wajah orang tua para wisudawan. Bagi mereka, yang rata-rata adalah orang desa, sarjana merupakan gelar yang mulia dan harus disyukuri. Sementara di wajah para wisudawan, saya lihat ada guratan urat kepanikan seakan mereka berbincang dengan dirinya sendiri "mau apa dan mau kemana setelah ini?"

Saya ingin sampaikan dalam orasi ilmiah nanti bahwa status sarjana tak usah terlalu menjadi beban. Ia akan menjadi beban jika sarjana itu diharuskan menjadi ini dan itu. Agar tak menjadi beban, jadikan kesarjanaan itu sebagai pemacu semangat untuk tampil lebih baik dan lebih cerdas, mempersembahkan karya dan pelayanan yang lebih manfaat atau mashlahat. Itu sudah cukup. Ke mana dan menjadi apa nanti itu urusan jalan hidup masing-masing.

Bagaimana yang belum dan tidak sarjana? Tak usah sedih sarjana itu hasil dari pendidikan formal. Kalau kita rajin mengaji dan terus mengkaji walau tidak lewat lembaga pendidikan formal, maka kita akan menjadi lebih tahu dan lebih bijak dalam membuat pilihan ucap dan tingkah dalam hidup. Bisa jadi, "sarjana" lewat jalur tak formal ini lebih alim dan bijak ketimbang mereka yang menganggap cukup mendapatkan ilmu dari bangku kampus.

"Tak usah terlalu risau bagaimana cara memperbaiki dunia yang terlihat semakin carut marut ini. Cukup mulai dari keseriusan memperbaiki dirimu sendiri, maka alam sekitar dengan sendirinya akan berproses menjadi membaik." Itulah kalimat yang akan saya sampaikan sebentar lagi. Salam, AIM