Pencerah Hati

Mempertanyakan Posisi Diri - 02 April 2017 08:00

  • Minggu, 02 April 2017 08:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

Mempertanyakan Posisi Diri

Lazim kita bertanya dan berbincang tentang posisi diri. "Anda di posisi apa di kantor?" "Anda di bagian mana dalam pekerjaan itu?" "Saya mau ditempatkan di mana kalau jadi ke situ?" Banyak variasi pertanyaan untuk satu makna yakni mempertanyakan tempat atau posisi diri. Posisi menjadi urusan penting manusia karena dianggap sangat menentukan deras tidaknya aliran rizku. Tapi, seringkah kita bertanya posisi kita dalam dakwah Islam, posisi kita dalam pembangunan masyarakat Islam dan bahkan posisi kita kelak ketika kembali kepada Allah?

Adalah Malik bin Dinar yang selalu menangis mencari tahu posisi dirinya pasca kematiannya nanti. Beliau setiap malam menangis sambil memegangi jenggotnya dan berkata setengah merintih:

«يا رب قد علمت ساكن الجنة من ساكن النار، ففي أي الدارين منزل مالك»

(Ya Tuhanku, sungguh engkau tahu siapa yang menghuni surga dan siapa yang menghuni neraka. Di manakah di antara dua tempat itu yang menjadi tempat tinggalnya Malik?)

Mungkin banyak yang menganggap pertanyaan sebagai pertanyaan ringan. Namun saat kita mencobanya dengan serius maka ia akan menjelma sebagai pendorong utama diri kita untuk memilih sikap dalam kehidupan kita. Mereka yang menginginkan surga pastilah akan memperbanyak amaliyah surgawi. Sementara mereka yang tak menganggap surga neraka sebagai bukan urusan penting maka akan terjebaklah dia dalam pilihan yang hanya memanjakan hawa nafsu.

Mari kita bertanya seperti Malik bin Dinar bertanya. Lalu, mari kita mencoba melihat dan menghitung-hitung posisi kita kelak dengan cara membandingkan dengan posisi kita dalam beragama. Sudah cukup modalkah untuk menjadi prnghuni surga? Masuk di tingkat berapakah kira-kira? Teruslah mendekat dan merayu Allah agar menganugerahkan rahmatNya kepada kita. Salam, AIM@Hsinchu, Taiwan