MENANYAKAN PERAN KITA SENDIRI DALAM HIDUP
"Sebenarnya, apa saja yang telah kita lakukan dalam hidup ini? Apakah kita memiliki peran membuat kehidupan ini menjadi semakin indah dan bermakna untuk semuanya ataukah peran kita hanya memperramai jumlah penduduk dunia? Ataukah, semoga tidak, peran kita adalah memporak-porandakan tatanan kehidupan yang sudah diatur teratur demi ketamakan dan nafsu angkara murka sendiri?" Pertanyaan-pertanyaan ini layak menjadi renungan untuk menyadarkan kita akan nilai kita, muliakah kita atau hinakah kita.
Sejarah mengajarkan bahwa orang-orang mulia adalah mereka yang selalu siap melayani orang lain dan bersemangat untuk menebarkan bahagia serta kemaslahatan. Program hariannya selalu dimulai dengan niat baik, dilanjutkan dengan perbuatan baik, dengan tujuan kebaikan bersama di dunia dan akhirat kelak. Bacalah kisah para nabi dan rasul, bacalah kisah para ulama nan tulus, bacalah kisah para wali, semuanya mengajarkan hakikat kebahagiaan dan memberikan teladan untuk itu.
Berbeda dengan kisah hidup manusia mulia itu, manusia hina selalu saja memulai program hariannya dengan niat jelek, mengorbankan orang lain demi nafsu dan egoisme dirinya sendiri, berani berbohong dan menipu demi kepuasan diri. Mungkinkah manusia seperti ini menduduki kemuliaan yang sesungguhnya? Ah, tidak mungkin. Kemuliaan hakiki hanya bisa diduduki oleh mereka yang berhati tulus mulia dan selalu bersemangat memuliakan orang lain.
Kini saatnya kita merenungkan ulang dan bahkan memprogram ulang arah kehidupan kita dengan mempertanyakan apa peran kita sesungguhnya dalam hidup ini. Apa yang telah kita lakukan untuk agama Allah, apa yang telah kita lakukan kepada hamba-hamba Allah, dan apa yang telah kita persiapkan untuk akhirat kita. Di dunia ini, kita hanya sementara. Di akhirat, kita akan hidup selamanya. Jangan korbankan akhirat demi dunia kita. Salam, AIM