MENGAJI AKHLAK PADA ORANG-ORANG BESAR
Kemaren, Allah takdirkan saya bertemu orang-orang besar, pengasuh pondok pesantren besar di Kabupaten Pamekasan. Pagi hari saya berkunjung ke R. K.H. Muhammad Rofi'i Baidlawi pengasuh Ponpes Banyuanyar. Siang harinya saya berkunjung ke R. K.H. Mudatstsir, Ponpes Panyepen.
K. Muhammad Rofi'i adalah kiak berwajah teduh, bertutur kalimat lembut dan bijak. Ada banyak hikmah saya dapatkan dari beliau. Di antaranya adalah bahwa kita perlu membangun komunikasi yang baik dengan para ulama yang shalih yang perhatiannya kepada ummat adalah bersifat total. Lebih dari itu, teruslah berguru kepada para guru yang nasab keilmuannya jelas, bukan kepada "guru" yang tiba-tiba menjadi "guru" tanpa mengaji dengan serius dan mendalam.
K. Mudatstsir adalah kiai sepuh berusia 77 tahun yang masih terus enerjik membangun pondok pesantren di mana-mana. Ketika saya tanya mengapa terus enerjik dan mengapa terus membangun pondok, beliau menjawab: "Hanya inilah yang bisa saya lakikan dalam membantu dan melanjutkan dakwah Rasulullah. Saya ingin menjadi pelayan Rasululullah." Sungguh kata-kata ini menusuk kesadaran saya bahwa kita ini tak perlu klaim diri selain menjadi hamba Allah yang ikut rombongan Rasulullah Muhammad SAW.
K. Muhammad Rofi'i dan K. Mudatstsir adalah dua sesepuh yang luar biasa, layak menjadi teladan perjuangan. Pertanyaannya kini adalah 'apa yang telah kita perbuat untuk agama Allah dan kelanjutan dakwah risalah Rasulullah?' Masihkah hari-hari kita hanya akan diisi dengan usaha mengisi perut tanpa mengisi kotal amal untuk akhirat kita? Masihkah kita hanya akan sibuk bertengkar tentang politik dan kekuasaan tanpa berpikir bagaimana nasib kita kelak di hadapan Allah?
Semoga sehat selalu dan panjang umur para kiai dan guru. Semoga selalu ada waktu membimbing kami para santri. Salam, AIM