Pencerah Hati

MENGENANG NASEHAT GURU TENTANG CARA MENJALANI HIDUP MULIA - 03 Maret 2021 14:01

  • Rabu, 03 Maret 2021 14:01:50
  • Ahmad Imam Mawardi

MENGENANG NASEHAT GURU TENTANG CARA MENJALANI HIDUP MULIA

Guru saya berkata kepada saya dan teman-teman saat sedang rehat sejenak setelah mengangkut batu dan pasir untuk pembangunan gedung pondok. Adalah biasa dalam tradisi santri jaman dahulu bekerja sebagai pengabdian. Bagaimana dengan santri kini? Berikut dawuh sang guru:

"Jangan kamu pamerkan kecerdasanmu dengan mendebat semua orang dan mengkritik semua lawan. Mulianya seseorang itu bukan karena hebat berdebat dan mengkritik, melainkan karena kemampuannya mempengaruhi dan mengajak orang lain untuk lebih benar dan lebih baik dalam hidupnya."

"Kalau kamu nanti terus bersekolah dan menggapai banyak gelar sampai yang paling tinggi, jangan engkau pamerkan gelarmu karena gelar itu tak memiliki makna apa-apa kalau tak bisa mengantarkanmu mampu menebarkan ilmu kepada orang lain dengan tanpa pamrih. Kiai-kiai itu banyak yang tidak mengenyam sekolah formal, karenanya beliau tidak punya gelar akademik. Namun mereka mulia di hati manusia, mulia di hadapan Allah, karena tulus mengajar dan menyebarkan dakwah risalah Rasulullah."

"Jangan engkau pamerkan berapa tinggi IQ (kecerdasan otak), nilai rapor, nilai ijazah atau IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) mu. Semua itu hanya menunjukkan huruf dan angka, tidak menunjukkan banyak dan beekahnya rizkimu. Kalau rizki ditentukan oleh huruf dan angka, sapi, kambing, ayam dan binatang lainnya yang tidak kenal huruf dan angka pasti mati kelaparan."

"Jangan engkau pamerkan hartamu kalau kamu kaya, karena kemuliaan itu bukan karena kekayaanmu. Kemuliaan itu ditentukan oleh bagaimana cara engkau menjadi kaya dan kemana kekayaanmu digunakan atau dipersembahkan."

"Anakku pada akhirnya, nilai dirimu, nilai kehidupanmu, nilai kemuliaanmu, sungguh ditentukan oleh sebanyak apa makna dan manfaat yang kamu bisa persembahkan kepada orang lain dalam hidupmu. Jangan hanya bepikir untuk dirimu sendiri, karena semenjak kamu lahir sampai kamu masuk kubur nanti, kamu membutuhkan kehadiran orang lain. Jadikanlah adamu dan kehadiranmu memberikan manfaat bagi sebanyak mungkin makhluk Allah."

Entah tiba-tiba saya ingat dawuh sang guru. Lalu saya berniat membagikan ke para pembaca dengan harapan ada guna dan manfaat. Salam, AIM