MENGISI WAKTU DENGAN MERENUNGKAN MAKNA FIRMAN ALLAH
Sambil duduk santai melihat para santri gelombang 4 tiba di pondok, saya membaca-baca tafsir. Tibalah pada ayat tentang wasiat Allah kepada kita yang ingin damai bahagia dalam hidup. Sering kita baca ayat ini namun jarang merenungkan maknanya secara tuntas. Tulisan ini hanya sekedar rangsangan untuk terus mengaji dan mengkaji.
Wasiat yang saya maksud adalah:
وَا عْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا ۗ وَّبِالْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَا لْيَتٰمٰى وَ الْمَسٰكِيْنِ وَا لْجَـارِ ذِى الْقُرْبٰى وَا لْجَـارِ الْجُـنُبِ وَا لصَّاحِبِ بِا لْجَـنْبِۢ وَا بْنِ السَّبِيْلِ ۙ وَمَا مَلَـكَتْ اَيْمَا نُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَا نَ مُخْتَا لًا فَخُوْرًا ۙ
"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,"
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 36)
Kekuatan tauhid tetap menjadi nomer satu. Tanpa tauhid maka semuanya tak memiliki makna. Tauhid adalah angka 1 dari deretan angka 0 yang mungkin ada setelahnya. Deretan angka 0, dalam 1000000 tidak memiliki makna tanpa angka 1. Ia bermakna angka jika didepannya ada 1. Tauhid adalah syarat mutlak nilai manusia. Karena itu maka penanaman tauhid harus menjadi prioritas utama dalam hidup ini.
Syarat kedua adalah ihsan (berbuat baik dengan setulus jiwa). Kepada siapakah kita berbuat baik? Ayat tersebut sangatlah rinci sekali. Namun ada satu yang ingin saya perjelas di sini, berdasarkan tafsir yang saya baca, yakni pada kata وَا لصَّا حِبِ بِا لْجَـنْبِۢ yang diterjemahkan dengan "teman sejawat." Siapakah yang dimaksud?
Ternyata yang termasuk falam katagori teman sejawat adalah semua orang yang bertemu dan menemani kita dalam menjalani hidup ini. Teman kerja, teman sekantir, teman perjalanan serta semua orang yang menyertai kehidupan kita masuk dalam katagiri ini. Tafsir Thabari lengkap menyebutkan pandangan para mufassir tentang ini. Sangat luas maknanya.
Saya beranikan diri merenungkan dan menyimpulkan dari wasiat ayat ini bahwa siapapun yang menghendaki hidup damai bahagia di dunia dan akhirat maka jagalah tauhid, hubungan dengan Allah, jagalah muamalah, hubungan dengan manusia. Berupayalah selalu mempersembahkan yang terbaik. Kalau tak bisa memberikan manfaat, upayakan jangan menjadi sebab sedih deritanya orang lain. Salam, AIM