Pencerah Hati

MENJADI CERDAS MENJALANI HIDUP - 04 April 2017 08:00

  • Selasa, 04 April 2017 08:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

MENJADI CERDAS MENJALANI HIDUP

Setiap perjalanan adalah penggunaan waktu yang akan dimintai pertanggungjawaban. Berbahagialah mereka yang mengisi setiap perjalanan hidupnya dengan segala aktifitas yang disukai Allah. Perjalanan yang disukai Allah adalah perjalanan yang penuh manfaat, perjalanan yang mengokohkan jati diri sebagai manusia yang beriman. Perjaalanan tanpa tujuan dan makna adalah penyia-nyiaan waktu yang memperpendek umur.

Dalam sebuah perjalanan, pastilah kita bertemu dengan hal-hal baru, alam bernuansa baru dan orang-orang baru. Orang yang paling cerdas dan bahagia adalah orang yang setiap perjumpaannya dengan apapun memerikan hikmah, berkah dan atau pelajaran. Saat bertemu dengan hal positif, itu adalah rahmat dan hikmah yang harus disyukuri. Saat bertemu dengan yang mengecewakan, itu adalah pelajaran berharga dari alam agar kita tak menirunya.

Saat setiap langkah bermuatan hikmah, rahmat dan pelajaran, maka bagian hidup manakah yang layak dikeluhkan? Mungkin saja, dan ini manusiawi, untuk mersa kecewa dan sedih saat antara harapan dan kenyataan tidak menemukan kesesuaian. Namun, jangan biarkan kekecewaan dan kesedihan itu menyita banyak waktu dan menempati banyak ruang di hati kita. Cukup sebentar saja. Kita harus belajar.

Yang pasti, kita harus memulai dari diri kita untuk mempersembahkan yang terbaik. Jangan berharap orang lain yang harus terlebih dahulu berbuat baik kepada kita. Salah satu alasan mengapa shaf shalat dari ratusan ribu bahkan jutaan orang di masjidil haram Mekah cepat rapi dan teratur adalah karena setiap orang memulai dari kesadaran dirinya sendiri untuk lurus dan rapat sesuai dengan perintah agama. Tak usah terlalu sibuk mengatur orang lain sebelum selesai mengatur diri sendiri. Setuju? Salam, AIM@Hongkong