MENUNGGU NILAI DARI ALLAH, BUKAN DARI MANUSIA
Seperti biasa, di antara jam 9 sampai 11 pagi saya sempatkan duduk berjemur di depan pondok sambil menikmati suara burung. Pagi ini ditemani istri, anak dan cucu. Perbincangan kami pagi ini tentang rahasia bahagia hakiki menutut al-Qur'an dan tentang pola kehidupan manusia dari dulu hingga kini. Bagaimana seharusnya kita bersikap? Di antara perbincangan kami adalah sebagai berikut.
Ada bermiliyar-milyar mulut manusia di muka bumi ini, sebanyak jumlah manusia yang terus bertambah dan bertambah. Kebanyakan mulut itu tidak diam, selalu saja bicara, baik untuk hal yang berguna ataupun tak berguna bahkan untuk hal yang merugikan diri dan orang lain. Kini, kehendak mulut untuk bicara dibantu dan dipermudah oleh jari jemari yang menuliskan kata di medsos atau lainnya.
Dunia semakin ramai. Diskusi dan perdebatan tak bisa dikendalikan, akhirnya berujung pada pertengkaran, saling caci dan hina. Manusia mulai gemar mencari kelemahan dan kekurangan serta kekurangan lawannya untuk dinilai dan disebarkan aibnya. Bagaimanakah jika kita yang menjadi korban?
Ketika kita berada dalam posisi BENAR, tidak banyak yang mengabadikan peristiwa itu sebagai kenangan sejarah. Tetapi ketika kita berada dalam posisi SALAH, maka tidak banyak orang yang melupakan kejadian itu dan bahkan dijadikan kisah harian sepanjang sejarah.
Seringkali kebaikan kita berumur pendek dalam benak manusia sementara kesalahan kita berumur panjang sekali dalam pikiran dan mulut mereka. Jangan berharap kebaikan kita selalu disebut dan dikenang, biarlah Allah saja yang mengabadikan dalam buku catatan amal kebaikan kita. Jangan sedih kalau sedikit kesalahan kita selalu diungkit-ungkit, jadikanlah sebagai pengingat kita untuk menghapusnya dengan istighfar.
Pada akhirnya, emas dan permata akan tetap terlihat emas dan permata sebagaimana besi dan permata palsu juga akan tampak dengan nilainya masing-masing. Tidak akan pernah ada akhir kecuali semuanya menempati posisinya masing masing atas dasar keadilan dan rahmat Allah. Teruslah berniat baik, melakukan yang terbaik dan berupaya mejadi yang terbaik. Salam, AlM