MERAWAT KEKOMPAKAN KELUARGA
Saya tadi siang kedatangan satu keluarga besar yang kompak sekali. Bukan hanya kompak dalam acara makan-makan, melainkan juga kompak membangun rumah akhirat, yakni masjid. Mereka sumbangan membeli tanah dan membangun masjid atas nama keluarga besarnya. Hebat, bukan? Krluarga ini sudah menjadi keluarga sendiri dengan saya, kami selalu berkumpul dan mengaji bersama, tertawa bahkan menangis bersama. Satu chemistry, kata anak jaman sekarang. Tadi, hadir lumayan lengkap lengkap dengan anak, cucu dan menantu. Senang sekali melihat kekompaka mereka.
Sering saya tulis bahwa keluarga adalah institusi termahal. Jangan biarkan keluarga hancur karena hal-hal lain, urusan pekerjaan ataupun kantor. Mengapa keluarga disebut sebagai institusi termahal? Ini karena keluargalah yang memiliki pertalian hati tulus dengan kita. Ketulusannya akan tampak nyata saat kita sedang diterpa musibah atau kesedihan. Siapakah yang selalu siap diajak rembuk dan bicara? Jawabannya adalah keluarga. Siapakah yang paling rela berkorban banyak hal untuk kita? Jawabannya adalah keluarga. Saat kita senang dan jaya, adalah biasa "semut mendatangi gula." Saat kita susah, hanya manusia tulus yang akan mendampingi kita.
Mengapa keluarga ada yang tidak kompak? Biasanya itu disebabkan karena dominannya ketamakan dunia, yang akhirnya mrngantarkan pada perebutan dan perseteruan antar anggota keluarga. Karena itu, demi menjaga kekompakan keluarga, seringlah duduk bersama untuk berbagi rasa dan cerita. Seringlah mengaji bersama dalam kajian keluarga demi memperteguh komitmen.
Lalu saya berbincang-bincang dengan istri dan anak-anak tentang keluarga. Semua sepakat dengan kesimpulan itu. Ananda Rahmi, anak ketiga saya, menyimpulkan bahwa faktanya tak ada sahabat hidup yang bisa memberikan kesejatian cinta melebihi keluarga.
Kini, saat banyak keluarga terkoyak, kita butuh pendidikan keluarga yang lebih intens lagi. Jangan biarkan anggota keluarga kita merasa teman online nya lebih berharga dan lebih tulus dibandingkan keluarga. Ketulusan itu barang antik dan mahal. Lalu ada pertanyaan, apakah bisa yang bukan keluarga berdasarkan ikatan darah menjadi keluarga dalam bahadan di atas? Jawabannya adalah bisa. Syarat dan ketentuan berlaku. Salam, AIM