PENCATUTAN NAMA ADALAH BAGIAN DARI FITNAH YANG KEJAM
Baru saja pulang beberapa petugas kepolisian Polda Jatim dari kantor Kopertais. Beliau-beliau ini mencari saya setelah dari kantor pusat UINSA. Saya kira kehadiran beliau-beliau itu adalah untuk mengundang saya acara kajian atau pengajian online atau lainnya sebagaimana biasanya. Saya biasa dan agak rutin isi kajian di Masjid Polda. Sebagian diliput TV9. Namun kehadiran beliau-beliau hari ini adalah untuk klarifikasi apakah saya terlibat dalam PETISI PEMAKZULAN PRESIDEN. Waduh, kagetlah saya.
Para intel polisi yang hadir sopan, muda dan cerdas sekali mewawancarai saya untuk mengetahui pola pandang politik saya. Maka saya jelaskan pandangan-pandangam saya yang, seperti biasanya, moderat atau wasathiyah itu. Saya sampaikan pula bahwa UINSA adalah kampus dengan wawasan moderasi Islam yang sangat mengakar.
Usut punya usut, ternyata polisi-polisi tamu saya menyatakan bahwa nama saya masuk dalam daftar yang ikut menandatangani petisi itu. Saya kaget karena saya tidak pernah membaca petisinya dan tidak pernah tahu isinya dan tak tahu bagaimana cara ikut petisinya. Akhirnya beliau menunjukkan nama saya itu. Ternyata nama yang tertulis adalah salah: H. IMAM MAWARDI, SE. MS. Nah namanya sangat jauh kan dari nama dan gelar saya?
Menariknya adalah ada foto saya, foto lama yang tidak pernah saya upload dan saya tidak pernah memilikinya. Sepertinya adalah dari internet atau foto acara pengajian yang pernah saya datangi. Yang membuat saya merasa perlu menulis status ini adalah disebutnya status saya sebagai dosen UINSA dan Pengasuh Pondok Pesantren Alif Laam Mim Surabaya. Inilah yang menyebabkan mereka datang ke UINSA can katanya juga akan hadir ke pondok kami.
Saya sodorkan beberapa bukti pemikiran dan sikap saya memalui beberapa foto dan video ceramah saya. Saya jelaskan beberapa kegiatan saya dengan kepolisian selama ini. Merekapun akhirnya paham dan pamit kembali ke Polda. Saya senang beliau-beliau klarifikasi seperti ini. Cuma, siapa ya yang main catut nama dan membuat-buat berita itu. Nambah kerjaan saja. Lebih dari itu, bagi sebagian orang dalam kasus yang berbeda, begini ini bisa berbahaya. Salam, AIM