MEYAKINKAN DIRI KITA BAHWA ADA RIZKI UNTUK KITA
Salah satu yang paling membuat gelisah banyak orang adalah berkenaan dengan rizki dalam hidupnya. Bagaimana hidupnya esok hari dan tersediakah kebutuhan hidup untuk esok, lusa dan hari-hari betikutnya. Pertanyaannya banyak berputar di wilayah itu. Bukan hanya orang yang miskin tak berpunya yang bertanya, yang berada dan beruang pun banyak yang ragu dengan masa depannya. Galau gelisah akhirnya menetap dalam pikirannya. Gilirannya adalah stress dan depresi.
Dalam kajian sore ini saya sampaikan ungkapan ulama masa lalu yang perlu kita baca dan renungkan lalu pantulkan pada diri kita sendiri. Beliau berkata: "Saat aku dalam janin, Tuhanku memberikan riski kepadaku langsung meletakkannya di mulutku. Saat aku mulai dewasa, lalu aku beburuk sangka kepada Tuhanku tentang rizkiku. Betapa jeleknya aku sebagai hamba." Maksu beliau adalah agar kita tak ragu akan rizki Allah. Saat tak bisa bekerja apapun saja kita sudah dijamin oleh Allah, lalu bagaimana dengan kondisi kita bisa berbuat dan bekerja? Syaratnya cuma satu, jangan lukai tauhid kita dan jangan ciderai pengabdian kita.
Tuhan yang memberika kita makan hari kemaren adalah Tuhan yang sama yang kita percaya dan sembah hari ini. Lalu mengapa diri kita masih ketakutan tak bisa makan hari ini? Tuhan yang memberikan kejutan tak terduga tempo hari kepada kita adalah Tuhan yang sama yang kita percaya dan sembah hari ini. Lalu mengapa diri kita harus berputus asa? Sungguh kita dangat butuh akan nasehat dan peringatan agar kita tetap dalam iman dan Islam.
Perputaran waktu adalah di tanganNya. Pengaturan hidup adalah dalam kekuasaanNya. Penetapan bagian hidup adalah mutlak miilikNya sesuai dengan kehendakNya. Lalu, masih adalah alasan untuk menjauh dariNya? Orang cerdas adalah orang yang senantiasa menjadikanNya sebagai yang terdekat, membuatNya selalu tersenyum dan ridla, serta membuatNya senang dengan ketulusan pengabdiannya.
Teringatlah saya kn potongan hadis qudsi yang luar biasa menyrntuh hati. Allah berfirman: "Wahai manusia, Aku ciptakan engkauuntuk beribadah kepadaKu, maka kamu jangan main-main. Aku menjamin dan membagi rizkimu, maka tak usahlah bercapek-capek tentangnya." Hmmm, kita lebis sering capek kerja kwtimbang capek ibadah, bukan? Lalu tugas utama kita sebenarnya apa Salam, AIM