KALIMAT RENUNGAN 1 PEBRUARI
Bumi Indonesia mulai gonjang-ganjing. Kedamaian mulai terusik. Keindahan mulai tercemari. Kerukunan mulai berantakan. Kalimat "gemah ripah loh jonawi toto tentrem kerto raharjo" tinggal tulisannya. Mengapa bisa secepat ini berubah? Siapa yang telah membelokkan arah pembangunan sosial budaya kita? Mengapa kegelisahan menjadi penyakit bersama?
Perubahan seperti ini terjadi karena terlalu banyaknya tata krama yang dilanggar, terlalu seringnya tatanan nilai dibolak-balikkan, terlalu biasanya data dimanipulasi dan fakta disembunyikan. Yang mulia dihina-hinakan, yang hina dimulia-muliakan. Yang jujur dipenjara, yang bohong berpesta pora. Adalah potret masyarakat seperti ini menggapai cita-cita? Tak ada. Yang hadircadalah kehancuran.
Janganlah mau menjadi penyumbang kehancuran. Sekecil apapun lakukan sesuatu untuk kebaikan. Semua akan dimintai pertanggungjawaban. Semua akan mendapatkan nilai dan balasan sesuai perbuatan. Durhakanya mereka yang merusak tatanan dan mengagung-agungkan kehinaan. Kembalilah pada keteraturan dan kebaikan. Muliakan yang mulia, hinakan yang hina.
Renungkan kalimat berikut:
لا تستعمل حدة لسانك مع والديك ، الذان علماك كيف تتكلم
(Jangan gunakan ketajaman lidahmu untuk kedua orang tuamu yang telah mengajarimu bagaimana berbicara)
Kalimat ini muncul karena banyak orang yang melampaui batas, berkata kasar kepada orang yang mengajari kelembutan, memusuhi oràng yang mendoakan kebaikan, membunuh orang yang menjadi jalan hidup.
Jagalah mulut. Mulut adalah speakernya hati. Yang keluar dari mulut adalah yang ada dalam hati. Mereka yang mulutnya kasar, penuh kebemcian dan caci maki, sungguh telah menunjukkan jeleknya kualitas hati dirinya. Yang begini ini yang merusak bangsa. Salam, AIM@ Jakarta