Menurut penelitian ilmiah, 85% penyakit jiwa adalah disebabkan karena memikirkan sesuatu secara berlebihan, yakni melampaui kadar yang seharusnya. Pikirkan sesuatu yang memang perlu dipikirkan sewajarnya saja. Masalah kecil jangan dipikir memakai takaran besar, sementara masalah besar jangan terlalu dikecil-kecilkan. Sewajarnya saja dan selebihnya pasrahkan saja kepada Allah.
Membesarkan masalah kecil adalah bagai orang mencukur kumis memakai gergaji atau kapak, sementara mengecilkan masalah besar adalah bagai orang memotong pohon besar di pinggir jalan memakai pisau silet cukur. Dua-duanya adalah tak wajar, dan dalam bahasa sosial disebut gila, sinting, stress, atau tak normal.
Suatu masalah itu bisa dinyatakan sebagai masalah besar manakala ia berkaitan dengan urusan primer penentu kebahagiaan seseorang. Urusan primer itu dalam bahasa hukum Islam disebut dengan (al-dlaruriyyat), yakni sesuatu yang rusak atau tiadanya bermakna rusak dan tiadanya kemaslahatan hidup. Ada enam hal yang disepakati ulama sebagai hal primer hidup: agama, nyawa, akal, keturunan, harta dan kehormatan.
Selain hal tersebut di atas adalah termasuk masalah kecil saja. Jerawat adalah masalah kecil, tak perlu dibesar-besarkan. Gigi depan tak rata juga bukan masalah besar. Namun lihatlah fakta betapa banyak orang depresi karena wajahnya tak mulus sampai mengeluarkan biaya jutaan untuk biaya perawatan wajah, sementara hati dan perasaannya yang tak mulus dibiarkan saja tanpa perawatan. Lihatlah fakta betapa gigi tak rata diratakan dengan kawat walau biayanya sampai seharga 30 juta, sementara akhlaknya yang tak rata dibiarkan saja tanpa kawat-kawat pagar pemeliharaan.
Ingin selamat dari penyakit jiwa? Tatalah fikiran, tatalah tindakan. Wajarkan dan jangan dilebih-lebihkan. Selanjutnya, kita diskusikan dalam rutin Sabtu Sore di Pondok pesantren kota Alif Laam Miim Surabaya. Salam, AIM@just arrived at home