Pencerah Hati

Pencerah Hati 03 Februari 2017 08:00

  • Jumat, 03 Februari 2017 08:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

Kaidah Kehidupan

"Setahun kau berbuat baik, sehari saja kau berbuat tak baik, maka kebaikanmu yang setahun akan hilang musnah terhapus dan hilang dari ingatan." Demikian petuah para tetua kepada para pemuda sebagai motivasi agar betul-betul menjauh dari menyakiti orang lain. Kaidah kehidupan di atas sungguh banyak berlaku dalam kenyataan sosial kita.

Apakah kaidah tersebut berlaku dalam kehidupan berpolitik? Tunggu dulu. Nyatanya, orang yang selama limata tahun tak pernah perhatian kepada rakyatasihvsaja banyak terpilih sebagai wakil rakyat. Sebentar dlu. Faktanya, orang yang kebiasaannya suka melukai perasaan orang lain ternyata masih saja berpeluang atau telah terpilih menjadi pemimpin. Lalu apa sesungguhnya yang membuatnya berbeda?

Dalam pola hubungan sosial, yang berbicara adalah rasa atau hati. Sementara dalam hubungan politik, yang berbicara adalah kepentingan. Lihatlah bagaimana perbedaan pertemanan dalam ranah sosial dan pertemanan dalam konteks politik. Persahabatan yang terbangun hanya atas nama kehidupan sosial relatif lebih lama dan tahan goncangan. Sementara persahabatan atas dasar kepentingan politik biasanya tak awet dan mudah pecah serta pindah ke lain hati.

Lihatlah panggung politik negeri kita, kita akan dapati banyak contoh orang yang dulunya bersahabat saat ini berseteru. Bawahan yang dulunya taat dan selalu memuji atasan ternyata berpindah partai dan mengubah posisi melabrak mantan atasannya demi atasan barunya. Menarik bukan?

Benar kata penelitian psikologi: "people are not loyal all the time" (Orang itu tak selamanya loyal). Beragam alasan untuk pindah ke lain hati. Yang paling hina adalah karena urusan uang, duit, fulus atau harta dalam maknanya yang luas. Jagalah nama dan martabat diri. Itulah yang paling mahal yang dimiliki manusia. Salam, AIM