Pencerah Hati

Pencerah Hati 02 Februari 2017 11:00

  • Kamis, 02 Februari 2017 11:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

Kegelisahan Sang Penipu

Dua belas tahun adalah waktu yang cukup panjang untuk mengubur cerita hidup. Semuanya terlupakan dan tergantikan kisah baru. Terkecuali kisah kedzaliman. Yang mendzalimi dan terdzalimi sangat mungkin mengingatnya sampai kapanpun.

Dua belas tahun yang lalu saya ditipu Rp. 150 juta oleh seorang pengurus partai, menantu seorang anggota DPR RI. Saya mengenalnya saat dia mengikuti umroh yang kebetulan sayalah pembimbingnya. Saya pula yang memberikan ceramah pernikahannya pasca umroh itu. Acaranya dihadiri para menteri dan anggota DPR RI. Kisahnya panjang. Saya sempat menagihnya. Dia menghindar dan menghilang serta mengganti nomer hpnya. Kesimpulannya pendek: "Orang kaya dan orang besar ternyata masih mau saja menipu." Hanya mereka yang kaya hati yang tak mau menipu dan merugikan orang lain.

Hari ini, saat ini, saya satu pesawat dengan penipu itu. Tadi bertemu di gate, melihat ke saya lalu menghindar dan menutup muka. Saya berbisik pada isteri bahwa dialah yang menipu dulu. Maunya saya sapa dan tanya baik-baik. Isteri saya melarang saya: "Sudah Mas, jangan. Allah sudah mengganti dengan ganti yang lebih."

Rupanya sang penipu itu gelisah. Cepat- cepat masuk ke pesawat lalu merunduk menutup muka. Entah sampai kapan dia akan gelisah. Dunia ini sempit. Sangat mungkin bertemu lagi di tempat yang lain. Tak ada tempat untuk tenang bagi mereka yang mendzalimi orang lain.

Tulisan ini saya buat di atas pesawat. Entah bagaimana sikap dia nanti ketika turun dari pesawat. Masihkah mau menatap wajah saya? Tapi saya sudah bertekad untuk menjauh darinya biar kegelisahannya tak terlalu memuncak. Semoga dia sadar dan kembali ke jalan yang benar. Salam, AIM