KALIMAT RENUNGAN 8 PEBRUARI
Kemaren, dengan tiba-tiba, hujan deras disertai angin kencang mendera Surabaya. Beberapa pohon tumbang, tiang listrik yang berakar betonpun roboh. Terop depan pondok kami diangkat dan dirubuhkan angin. Tak lama setelah itu hujanpun reda, anginpun kembali semilir. Kejadian itu bagai bentuk mini dari kehidupan kita. Ada kejadian tak terduga dalam kehidupan ini, namun yakinlah bahwa nantinya akan kembali normal bahkan lebih nyaman dibandingkan dengan sebelumnya.
Renungkan firman Allah dalam al-Qur'an:
سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرا
(Setelah kesulitan, Allah akan menjadikan kemudahan)
Ayat ini sungguh adalah ayat yang selalu dipegang oleh orang-orang yang optimis dalam hidup, orang-orang yang pantang mengeluhkan derita dan menangisi ketaknyamanan hidup. Ayat ini adalah janji Allah. Janji Allah tak akan pernah berubah.
Tak ada yang tak pernah mendapatkan kesulitan dalam hidup ini. Tak ada yang tak pernah mendapatkan masalah sepanjang jalan hayatnya. Semua pasti pernah mengalami, termasuk penulis status ini. Tersenyum terus bukan selalu bermakna bersiramkan kenikmatan terus menerus. Bisa jadi adalah karena tak menemukan cara lain menghadapinya kecuali dengan mengembangkan senyum.
Sering disampaikan dalam status-status saya bahwa pohon bonsai yang sulit tumbuh sempurna seperti ohon yang lain adalah karena hidup di antara jepitan batu dan rekatan karang. Pohon bonsai terus tertahan laju pertumbuhannya dan akhirnya tetap kecil, pendek, tak meninggi. Ternyata, Allah punya rencana yang tak banyak dipahami. Bonsai menjadi mahal karena unik, tàk ditanam sembarangan dan menjadi hiasan rumah mewah.
Kalau saja kita adalah termasuk orang yang kurang mujur, terjepit dan terhempaskan ke kanan dan ke kiri, janganlah kehilangan optimisme. Jangan-jangan, ada rencana Allah yang belum kita tahu. Jangan kalah sama bulu ketiak, walau kejepit terus dalam bau tak begitu sedap, ia tetap tumbuh subur seperti biasa. Salam, AIM,