Ada seorang tua renta terbaring di rumah sakit. Setiap hari ada seorang pemuda yang setia menjenguknya, membersihkan badannya dan menyuappinya makanan setiap tiba waktunya. Setia sekali pemuda ini, sabar dan telaten sekali. Semua orang yang memperhatikannya mengatakan: "beruntung sekali sang Bapak memiliki anak sebaik ini."
Suatu saat seorang perawat memeriksa orang tua itu. Kebetulan si pemuda sedang tidak ada di rumah sakit. Perawat ini berkata seperti yang dikatakan banyak orang: "Bapak, bahagianya ya memiliki anak seperti anak Bapak yang setia setiap hari berkunjung ke sini." Orang tua itu memejamkan mata dan kemudian berkata: "Saya berharap memiliki anak seperti itu." Perawat itu bertanya siapa sebenarnya pemuda itu kok dikatakan "berharap."
Orang tua itu berkata: "Suatu hari 21 tahun yang lalu seusai Jum'atan, saya bertemu dengan seorang anak yang menangis di pojok masjid. Anak itu anak yatim piatu, kedua orang tuanya meninggal bersama dalam sebuah kecelakaan. Aku gendong dia dan menenangkannya sambil memberikan sebuah manisan permen. Sejak itu saya tak pernah bertemunya lagi. Ketika dia lulus SMA di baru bertemu lagi dengan saya. Mengetahui bahwa saya hanya berdua dengan isteri, dia terus rajin datang ke rumah untuk menghibur dan membantu kami."
Orang tua ini diam dan meneteskan air mata. Kemudian melanjutkan kata: "Lalu saya jatuh sakit. Dialah yang membawa saya ke rumah sakit ini. Saya tanyakan kepadanya mengapa dia berkorban untuk saya seperti ini. Dia menjawab: "Bapak, manisnya permen 21 tahun yang lalu masih terasa dalam mulut saya, tak mungkin saya lupakan bapak." Subhanallah.
Luar biasa pemuda ini, sebuah permen dibalas dengan perhatian, cinta dan kasih sayang. Apakah yang sudah kita persembahkan kepada orang-orang yang berjasa kepada kita? Salam, AIM