Ada dua pertanyaan yang disampaikan kepada saya melalui sms: pertama, mengapa orang-orang begitu mudah mengikuti aliran sesat?; kedua, ketika saya berbicara tentang siksa bagi mereka yang melanggar aturan agama, teman saya berkata "mengapa kamu menganut agama yang Tuhannya suka menyiksa, bertuhanlah pada Tuhan yang tidak menyiksa." bagaimanakah cara menanggapinya?
Saya jawab dengan jawaban yang sederhana saja karena salah satu alasan orang memilih pindah ke aliran sesat itu adalah karena penjelasan agama awalnya adalah terlalu rumit. Bahwa agama adalah sesuatu yang serius adalah hal yang tak terbantahkan. Namun menyampaikan agama kepada masyarakat tidak disyaratkan penuh dengan kerumitan apalagi disertai ancaman kekerasan. Penyampai agama perlu tahu kondisi audien atau jamaah dalam berbagai sisinya. Bacalah sejarah dakwah Rasulullah, penuh pesan sederhana dan mudah dicerna, membuat hidup selalu optimis dan bukan pessimis.
Saya tidak bermaksud menyatakan bahwa hanya pendapat yang paling ringanlah yang perlu disampaikan kepada masyarakat, melainkan pendapat yang paling mashlahatlah yang saya maksud. Lebih dari itu, para tokoh agama berhentilah memamerkan konflik karena perbedaan pendapat. Ini hanya akan membingungkan ummat. Ini pulalah yang menyebabkan sebagia orang mencari tokoh lain untuk menjadi alternatif, walaupun sesat.
Untuk pertanyaan kedua saya jawab: "Agama mana yang menempatkan orang salah itu sama dengan orang benar? Agama mana yang tak memiliki konsep dosa dan pahala, siksa dan balasan kebaikan? Negara mana yang membebaskan pelaku kejahatan sebagaimana kebebasan para pelaku kebaikan?" Bisa menjawab pertanyaan saya berrarti bisa menjawab pertanyaan kedua itu.
Lengkapnya, kita bisa diskusi di Kajian Sabtu Sore Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya, hari Sabtu, 16 Januari 2016. Salam, AIM, Pengasuh