Ibnu Abbas RA berkata: "Orang yang alim rabbani adalah orang yang mengajarkan hal-hal kecil sebelum mengajarkan hal-hal besar." Guru sejati adalah orang yang tahu kapasitas murid, paham kemampuan dan kebutuhannya. Jangan hanya karena ingin kelihatan hebat, semua yang ada di kepala di keluarkan ke semua telinga, karena tidak semua telinga membutuhkan isi kepala kita.
Murid yang baik adalah murid yang yakin akan ilmu gurunya, bagaikan pasien yang yakin akan kemampuan dokter yang mengobatinya. Pasien "terlarang" bertanya detail tentang isi dari obat dan cara pembuatannya di pabrik obat, karena bisa jadi itu mengesankan bahwa pasien meragukan pilihan dokter akan obat itu atau mengesankan bahwa dokter itu sedang diuji oleh pasien. Bertanya seperlunya boleh saja, dengan adab atau tatakrama tentunya.
Imam al-Ghazali bicara detail tentang adab seorang murid kepada guru dan adab seorang guru kepada murid. Ketika adab itu diterapkan maka bukan hanya pengetahuan yang didapatkan melain barakah ilmu juga akan dipperoleh. Banyak tahu tapi tak banyak manfaat adalah salah satu tanda ketidakberkahan.
Bacalah kisah orang-orang alim yang ilmunya terus mengalir sampai saat ini. Apa yang mereka lakukan ketika menjadi murid dan bagaimana mereka mengajarkan ketika menjadi guru. Sungguh saya terpesona dengan akhlak mereka. Saya temukan satu hal yang unik: "ternyata ada cara mendapatkan ilmu yang tidak seperti cara yang biasa dilakukan orang-orang kini."
Perlu diskusi banyak tentang hal ini, namun waktu pulalah yang membatasi tulisan ini. Waktunya shalat. Doakan ya saya senantiasa sehat dan sempat menulis selalu. Salam, AIM@Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya