"Jangan senang sama penyakit, namun jangan benci orang yang sakit. Doakanlah semoga penyakitnya segera sembuh. Mendoakan orang sakit agar disembuhkan Allah adalah sama mulianya dengan dokter yang dengan pengetahuannya meanganalisa penyakit dan meramu obat yang tepat untuk orang sakit itu."
Kutipan di atas adalah syarah atas apa yang dinyatakan oleh Imam Syafi'i, ulama madzhab yang sangat terkenal itu. Banyak sekali kata mutiara dari beliau yang layak untuk menjadi pegangan karena kata-katanya keluar dari hati yang bersih, hati yang tak pernah terkotori oleh niat tak baik dan prasangka negatif. Benar apa yang dikatakan oleh Imam al-Ghazali bahwa hati yang tulus akan menampakkan banyak hikmah melalui kata dan perilaku pemiliknya.
Ada satu kutipan lagi yang ingin saya share malam ini sebelum nongkrong di depan laptop, kutipan kata mutiara dari Imam Syafi'i juga. Beliau berkata: "Jembatan yang telah engkau bangun dan telah engkau lewati, janganlah engkau robohkan. Siapa tahu suatu waktu nanti engkau membutuhkannya lagi untuk kembali ke tempat awal." Bijak sekali saran ini. Namun, tak akan mampu menjalankannya kecuali orang-orang yang telah diberikan hikmah atau sifat bijak.
Ada banyak orang yang melupakan relasi lama karena telah menemukan relasi baru, lebih-lebih ketika relasi barunya secara dzahir tampak lebih menguntungkan. Jangan lakukan seperti ini, tetaplah tulus kepada siapapun dan jangan meremehkan mereka yang dianggap terhina. Bisa jadi yang dianggap hina itulah yang dijadikan Allah sebagai perantara selamatnya kita.
Seorang supir sedan mercy terbaru dengan sombong menyerempet pedagang tahu di pinggir jalan. Sedan itu ternyata menabrak kereta sampah sampai sedan itu jatuh ke pinggir sungai. Andai penjual tahu tak segera melompat membukakan pintu mobil dan mengeluarkan supir itu, pastilah dia mati. Bukan orang berdasi yang melompat menyelamatkan, melainkan penjual tahu yang didzaliminya. Salam, AIM@Ponpes Kota Alif Laam Miim Surabaya