Kehidupan akan terus berlanjut sampai akhir waktu berputarnya dunia. Ia tak akan melambat atau berhenti karena kita bersedih menangis sebagaimana tak akan menjadi cepat berlari karena kita sedang bahagia dan tersenyum. Sedih dan bahagianya kita, tangisan dan senyuman kita tak berpengaruh apapun pada jadwal terbit dan terbenamnya matahari, tapi jelas berpengaruh pada jadwal bangun dan tidurnya kita.
Menurut penelitian, orang yang bersedih membutuhkan waktu tidur lebih banyak dibandingkan orang yang berbahagia. Celakanya, mereka kesulitan memejamkan mata untuk terlelap dan menenangkan pikiran. Sebaliknya, orang yang sedang berbahagia tak membutuhkan waktu istirahat lebih banyak dibandingkan orang yang bersedih. Uniknya, mereka begitu cepat bisa terlelap dalam kedamaian dan kenyamanan.
Yang harus menjadi catatan kita adalah bahwa orang yang membuat orang lain bersedih pasti dia lebih sulit tidur dibandingkan orang yang dibuatnya bersedih. Sementara orang yang membuat orang lain bahagia pasti lebih nyenyak dan nyaman tidurnya dibandingkan dengan orang yang dibahagiakannya. Saatnya kita lihat tidur kita ya, gelisah sebelum terlelap ataukah tenang sebelum nyenyak terpejam?
Tentu bahwa hal-hal di atas bukanlah satu-satunya ukuran, namun itu merupakan salah satu yang bisa dijadikan ukuran. Yang pasti adalah marilah kita sama-sama bersemangat membahagiakan diri dengan membahagiakan orang lain dan jangan memenderitakan diri kita sendiri dengan membuat menderita orang lain. Allah tak pernah lalai untuk mengetahui semua yang kita perbuat.
Orang yang dulunya sering tampil gagah di TV itu ternyata sudah banyak yang tak mungkin tampil lagi di TV kecuali memakai rompi bertuliskan TAHANAN. Penyebabnya bermacam-macam, muaranya adalah karena dzalim kepada orang lain. Tentu ada pengecualian, yakni orang yang masuk penjara karena didzalimi. Lihatlah, mereka akan keluar bagai bulan purnama, bagai nabi Yusuf yang sekeluar penjara menjadi orang terhormat. Salam, AIM