Masuk Golongan Manakah?
Saya sedang membaca kitab Al-Hikam yang ditulis oleh Al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad yang terkenal dengan nasehat dan wasiat emasnya dan termasyhur dengan kemaqbulan doanya. Belum khatam, masih sampai halaman 15. Maklum baru mulai baca sepulang isi training RSUD Sidoarjo tentang Character Building dan Spiritual Intelligence. Saya terkesima akan petuah-petuahnya. Salah satunya adalah yang ada di jalaman 13 dan 14.
Beliau berkata: "Barangsiapa mudah sekali upayanya dalam melaksanakan urusan akhirat dan sulit sekali menggapai urusan dunia, maka dia termasuk pewaris para nabi. Barangsiapa yang mudah sekali upayanya dalam melaksanakan urusan akhirat danbmudah juga dalam meraih urusan dunia, maka dia termasuk kelompok ashhabul yamin (golongan kanan yang beruntung). Barangsiapa yang mudah sekali urusan dunianya tapi sulit melaksanakan urusan akhirat maka dia termasuk kelompok "mustadrij" (dimanja untuk dihancurkan). Barangsiapa yang sulit menggapai urusan dunia dan sulit pula melaksanakan urusan akhirat, maka adalah kelompok orang yang dimurka."
Pertanyaannya adalah: " Masuk kelompok manakah kita?" Atau, jawablah pertanyaan lain: "Mau masuk kelompok manakah kita?" Tentu saja jangan sampai menjadi kelompok ketiga dan keempat. Kelompok pertma dan kedua adalah pilihan kita. Boleh jadi nasib urusan dunia kita tak semujur orang lain, namun pastikanlah kegiatan keakhiratan kita lebih banyak, lebih baik dan lebih ikhlas dibandingkan orang lain.
Tanpa perlu diumumkan, marilah masing-masing kita bermuhasabah, menghitung diri atas apa yang telah kita lakukan selama ini. Lalu, marilah kita berupaya memantaskan diri kita untuk masuk pada kelompok pertama atau kedua dengan cara mengutamakan urusan akhirat ketimbang urusan dunia kita. Salam, AIM, Pengsuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya