Alhamdulillah, baru selesai mengikuti kuliah tentang batik dari maestro batik tulis terbaik negeri ini, yang selalu mendapatkan pesanan dari presiden, wakil presiden, menteri dan pejabat lainnya. Walau demikian, sang maestro ini tak pernah sombong merasa jumawa, tetap santun dan merakyat serta selalu siap menggarap pesanan siapapun, asal sabar menunggu antrian.
Beliau bertamu ke pondok pesantren saya selama dua jam berbicara tentang bahan batik, jenis batik sampai pada pesan filosofis dari motif yang dilukiskan di atas kain itu. Menariknya dari sosok ini adalah keengganannya bicara tentang harga, sukanya berbincang tentang kepuasan sebagai seniman lukis batik. Akhirnya, tak jarang batik harga jutaan dilepas saja ratusan ribu ketika sang pembeli sangat menginginkan tapi tak punya uang banyak.
Sebagai pengusaha dengan banyak orderan, harusnya beliau menjadi kaya, minimum menurut ilmu kalkulator. Ternyata, hidupnya sederhana dan biasa-biasa saja. Tak jarang hak ciptanya dijiplak orang lain. Tak jarang pula beliau ditipu dan di"manfaatkan" oknum. Beliau cuma tersenyum sambil berkata: "Yang penting bukan saya yang membuat orang lain sedih. Saya cuma pekerja seni, bukan pedagang."
Istimewanya, karya batik beliau adalah bersifat eksklusif, satu desain untuk satu orang, tidak boleh ada yang sama, kecuali permintaan seragam. Menarik bukan? Beliau adalah pemilik Sentra Batik Cantheng Koneng Sumenep, yang sudah setuju bekerja sama dengan Butik Ponpes Kota Alif Laam Miim Surabaya. Anda penggemar batik? Mari bergabung. Salam sukses selalu. AIM@Pondok