KALIMAT RENUNGAN 26 PEBRUARI
Ribuan bahkan jutaan kata kotor kita bisa jumpai di media-media sosial, mulai dari sumpah serapah, celaan dan cacian, ancaman dan kebohongan dan semacamnya. Membacanya tak menjadikan pikiran cerdas, merenungkannya sering menjadikan hati gelisah. Didelete saja atau jauhi saja, jangan dibuka dan dibaca.
Tak terduga juga bahwa ternyata dalam kehidupan sosial nyata kita sering bertemu dengan orang yang kalimatnya selalu kotor, mulai dari menyebar fitnah sampai pada menyulut pertengkaran atau memporakporandakan pola hubungan. Mendengarkannya membuat telinga memerah, memiirkannya menjadikan hati galau dan resah. Dihindari saja, dijauhi dan tak usah ditanggapi.
Bacalah apa yang membuat mata dan hati menjadi sejuk. Dengarkanlah apa saja yang membuat pikiran dan nurani menjadi damai. Hidup ini terlalu singkat untuk mengurusi hal-hal remeh tak bernilai dan terlalu berharga untuk digunakan melayani hal-hal tak mulia. Renungkan segala sesuatu yang bisa menjadikan hidup lebih bermakna dan amalkanlah apa yang telah diketahui agar ilmu senantiasa bermanfaat.
Mari kita mulai dari diri kita untuk menuliskan yang baik dan bermanfaat dan membicarakan yang bernilai dan berbobot. Renungkan kata bijak berikut ini:
كلما كان البئر أعمق كان الماءُ أبرد وأعذب فكر عميقاً قبل أن تُخرج ما بدلوكَ على لسانك
(Setiap kali sumur itu semakin dalam, maka airnya semakin dingin dan semakin segar. Berpikirlah dalam-dalam sebelum kau keluarkan apa yang ada dalam "ember" dirimu melalui lisanmu).
Tanda-tanda pemikiran yang dalam adalah kalimatnya santun menyejukkan, indah menyegarkan, dan baik mengarahkan menuju hidup yang lebih positif. Salam, AIM