Bahagia itu belum layak dinamai bahagia kecuali ada satu atau lebih orang lain yang ikut berserikat dalam kebahagiaan itu. Bahagia sendirian itu lebih layak disebut arogansi, kesombongan dan eksklufisme diri yang di dalam ilmu kejiwaan disebut sebagai bagian gangguan kejiwaan. Bisa dibayangkan ada seseorang yang sendirian duduk di restoran mewah di hotel termewah, memesan semua makanan terenak untuk dimakan sendirian. Lalu dia senyum-senyum sendiri sambil setengah teriak pada setiap orang yang lewat: "enak, nyaman, istimewa, mantap menunya." Orang waras yang lewat pasti akan menganggapnya memiliki kelainan jiwa.
Derita itu tidak layak disebut derita kecuali derita itu hanya dipikul sendirian. Sakit hati sendiri, menangis sendiri dan menjerit sendirian adalah potret derita yang sempurna. Karenanya, jangan biarkan sahabat dan saudara kita menserita sendirian. Ulurkan tangan dan bangkitkan mereka yang menderita dari deritanya, temani mereka dan ajaklah untuk tersenyum karena esok pagi bisa mempersembahkan kisah lain yang tak sama dengan yang dipikirkannya.
Islam itu menjadi agama terindah karena Islam mengajarkan kebahagiaan, kedamaian dan kesejahteraan untuk semua. Perintah untuk saling menasehati dan perintah untuk saling berbagi adalah perintah yang sangat prinsipil yang akan memampukan orang yang mengamalkannya menjadi orang-orang pilihan. Berhentilah saling menjelekkan dan berhentilah saling menjegal. Bergandeng tangan sambil tersenyum sungguh terlihat lebih menyenangkan.
Marilah tersenyum manis dan tebarkan senyum termanis itu pada orang yang ada di dekat kita sekarang. Berikan sesuatu yang bisa dengan ikhlas diberikan sebagai pelaksanaan dari saling berbagi. Ucapkan kalimat yang baik yang menenangkan dan menteramkan orang lain, termasuk berkomentar atas status ini. Kemudian, rasakan tambahan bahagia yang akan memenuhi hati kita. Salam, AIM