Beberapa orang datang ke pondok saya untuk mengadukan kegagalan-kegagalan. Di kepala saya ada setumpuk cerita tentang kegagalan yang saya dapatkan dari mereka itu, mulai dari gagal sekolah, gagal kuliah, gagal bekerja, gagal tunangan, gagal kawin, gagal memiliki anak, gagal mantu, sampai pada gagal kawin lagi. Cerita gagal rata-rata adalah cerita menyedihkan, tak jarang menceritakannya harus mengundang air mata. Namun ada saja sisi lucu dari kegagalan itu, yakni ketika kegagalan itu ternyata menemukan sahabat kegagalan.
Saya berharap setumpuk cerita itu menjadi penyemangat saya dan kita semua untuk tetap semangat karena ternyata kegagalan itu hanya sebagian kecil saja dari kisah kehidupan secara umum. Kegagalan itu terasa besar hanya ketika perhatian kita fokus pada kegagalan itu. Kegagalan itu adalah makhluk manja yang semakin merasa besar ketika terlalu diperhatikan. Cobalah menoleh ke lain hal yang positif dan lupakan kegagalan itu, kegagalan itu akan mengecil dan menghilang bagai ilusi yang ditendang keyakinan diri.
Biasanya kepada mereka yang megeluhkan kegagalan itu saya katakan: "Kita ini yang penting adalah berdoa dan berusaha, sementara hasil adalah urusan Allah SWT. Tak pernahkan mendengar bahwa ada beberapa nabi yang berdakwah namun tak mendapatkan pengikut? Apakah nabi itu kemudian dipecat Allah dari pangkat kenabiannya? Ternyata tidak. Mereka tetaplah nabi yang mulia karena istiqamah di jalan kebenaran, kebikan dan keindahan."
Mereka terdiam dan berfikir sambil pelan-pelan mengangguk. Sementara saya terdiam dan berfikir sambil pelan-pelan geleng-geleng kepala bahwa saya sendiri belum selesai tugas membagun pesantren dengan baik. Pembangunan masih harus terus berlangsung, sementara semen, besi, keramik dan teman-temannya begitu lambat untuk datang menjadi bagian dari bangunan itu. Ingat kepada nasehat saya sendiri, maka sayapun mengangguk pelas sambil bergumam: "Yang penting saya berdoa dan berusaha sekuat tenaga."
Terimakasih kami kepada para dermawan yang telah ikut bersama membangun pondok itu, semoga rizki kita semakin penuh keberkahan. Salam, AIM, Pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya