Pencerah Hati

Pencerah Hati 30 Januari 2017 08:00

  • Senin, 30 Januari 2017 08:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

KALIMAT RENUNGAN 30 JANUARI

Iri hati atau dengki itu penyakit yang mematikan semua sel bahagia. Mengapa Rasulullah memperingatkan dengan tingkat peringatan yang sangat keras agar kita menjauhi karakter iri hati/ dengki? Jawabannya adalah karena tak ada manfaatnya sama sekali dan yang ada adalah madlaratnya. Bahagia akan pergi, kegelisahan akan datang. Pada saatnya, orang yang suka iri hati dan dengki itu akan ditinggalkan banyak orang, termasuk oleh orang lain yang sama-sama suka iri hati dan dengki.

Ada kalimat ulama yang layak untuk kita renungkan sebagai penjelas larangan iri hati/dengki ini. Nasehatnya begini:

لا تحسد من هو أحفظ منك، أو أعلم منك،أو أنفع للعباد منك

(Janganlah engkau iri hati dan dengki pada orang yang lebih menjaga diri dari dirimu, atau orang yang lebih alim atau pandai dari dirimu, atau dari orang yang lebih bermanfaat bagi hamba-hambà Allah dibandingkan dengan dirimu)

Orang yang memiliki kelebihan ternyata memang berpotensi untuk dijadikan obyek iri hati dàn dengki orang lain. Kalau kita termasuk yang memiliki kelebihan dalam hal apapun bersiaplah untuk menghadapi ujian iri hati dan dengki itu. Ada orang yang tak punya apa-apa dan tak memiliki siapa-siapa ternyata masih ada yang iri dan dengki kepadanya karena orang itu masih bisa tersenyum. Lalu bagaimana dengan kita yang memiliki lebih dari sekedar senyuman?

Namun lebih waspadalah jangan sampai kita iri hati dan dengki kepada orang yang dekat kepada Allah, berbuat banyak untuk agama Allah, dan melayani hamba-hamba Allah. Sungguh sejarah telah bercerita dengan lugas dan jelas bahwa mereka yang dengki kepada mereka, memusuhi mereka, pasti bernasib hina dan nestapa dalam kehidupan mereka.

Jangan pernah berupaya merendahkan mereka yang ditinggikan oleh Allah. Jangan pernah meninggikan apa yang direndahkan oleh Allah. Jangan pernah menghina orang yang dipuji Allah. Dan jangan pula pernah memuji orang yang dihinakan Allah. Sungguh memposisikan diri berbeda dengan yang disuka Allah adalah j