KALIMAT RENUNGAN 31 JANUARI
Walaupun faktanya kita sedang menjalani kehidupan, ada saja yang masih bertanya apakah hakikat kehidupan itu sebenarnya. Pertanyaan ini muncul karena adanya perbedaan rasa dan gaya hidup, perbedaan persepsi dan sudut pandang, serta perbedaan kebutuhan dan kepentingan.
Banyak yang memberikan pandangan tentang hakikat kehidupan itu. Saya akan sampaikan satu pandangan sederhana yang kalau dibaca-baca berulang-ulang ternyata menyampaikan pesan yang lebih dalam dari ungkapan teks itu sendiri. Adalah sastrawan Anis Mansour yang berkata:
رحلة طويلة من ظلمات الرحم إلى ظلمات القبر..هذه حياتنا
(Perjalanan panjang dari gelapnya rahim ke gelapnya kuburan, itulah kehidupan)
Dari kegelapan menuju kegelapan. Itilah makna dzahir kalimat itu. Rahim di dalam perut. Perut tak berlampu. Rahim sungguh gelap. Kuburan ada dalam perut bumi. Perut bumi tak berlampu. Perut bumi adalah gelap. Pertanyaannya adalah bagaimanakah dengan kehidupan yang diapit oleh dua kegelapan itu. Ternyata di atas bumi ini ada bulan dan matahari, ada bintang dan sinar lampu. Terang bukan?
Sekarang mari kita renungkan makna batinnya. Rahimemang gelap, tapi sejatinya adalah terang karena disana tak ada kemaksiatan dan yang ada adalah kemurnian tauhid. Bukankahbsetiap bayi yang lahor adalah lahir dalam keadaan suci? Kuburan memang gelap. Namun sejatinya alam kubur bisa jadi terang benderang jika tauhid dan amal kebaikan menemani sang penghuni kubur itu. Lalu bagaimanakah kira-kira alam kubur kita nanti?
Sementara itu, kehidupan kita yang dzahirnya adàlah terang benderang dengan matahari, rembulan dan lampu-lampu sungguh bisa jadi hakikatnya adalah gelap gulita jika penuh dengan kemaksiatan dan menjauh dari ketaatan dan pengabdian kepada Allah. Sungguh berbahagialah mereka yang senantiasa mengajak dan memerintahkan kebaikan serta melarang dan mencegah kemungkaran. Mereka adalah penyala obor kehidupan. Sementara yang mengajak kemungkaran dan mencegah kebaikan adalah pemati obor kehidupan. Kita ada di pihak mana? Salam, AIM