PENCERAMAH, PENGAJAR, GURU ATAU DOSEN YANG BAIK
Ada kitab menarik, minimum menarik bagi saya, berjudul "Al-Aadab al-Syar'iyyah" karya Ibnu Muflih. Pada jilid 2 halaman 165 ada kutipan pendapat Imam Syafi'i: "Andaisaja Muhammad bin al-Hasan berbicara kepada kita dengan menggunakan ukuran akal beliau, niscaya kita tidak akan pernah paham. Beruntunglah bahwa mereka berbicara menggunakan ukuran akal kita, maka kita menjadi paham."
Guru atau dosen yang baik adalah yang mampu menyederhanakan pandangan-pandangannya sehingga mudah dipahami oleh pendengarnya, murid atau mahasiswanya. Pelajaran apapun tak akan pernah bermanfaat tanpa dipahami oleh sang pembelajar. Istilah-istilah rumit yang hanya dipahami sendiri oleh sang pembicara adalah istilah yang kosong makna.
Berceramah di hadapan masyarakat desa tentulah tidak sama dengan berceramah di depan masyarakat kota. Masyarakat petani, masyarakat industri dan masyarakat informasi memiliki cara berpikir dan kosa kata yang berbeda. Mengajar mereka sungguh mengharuskan kita memahami terlebih dahulu karakter kehidupan mereka. Rasulullah Muhammad bersabda: "Berbicaralah dengan manusia dengan ukuran akal mereka."
Berbicara pada balita, anak usia SD, usia remaja dan orang dewasa tentu saja tidak bisa disamakan. Seorang Bapak diketawain banyak orang ketika dia marah pada anaknya yang berusia 4 tahun yang ngompol setiap malam. Mengapa menjadi bahan tertawaan? Dengan wajah garang dan mata melotot si Bapak marah dan berkata: "Kamu harus tahu bahwa kebersihan bagian dari iman. Rasulullah bersabda annadhafatu minal iman." Bukannya si anak terdiam dan paham, anak iu semakin menangis teriak, teriak karena merasakan amarah bapaknya dan teriak karena tidak paham kata-kata bapaknya. Pelajaran si Bapak tidak berbuah. Salam, AIM