PERHATIKAN NILAI RUH, BUKAN NILAI JASAD
Kenalkah dengan sahabat Rasulullah yang bernama Abdullah bin Mas'ud? Beliau adalah orang ke 6 pertma yang masuk Islam. Beliau adalah sahabat yang berjulukkan "shahib sirr Rasulillah" (pemegang rahasia Rasulullah), beliau selalu mendampingi Rasulullah, banyak mendengar langsung ayat al-Qur'an dari beliau. Kealimannya diakui oleh sahabat Umar bin Khattab dan lainnya. Begitu mulianya beliau.
Namun, beliau memiliki keterbatasan fisik. Kedua betisnya kurus kecil. Ya, tak ada manusia yang bisa menghimpun seluruh kelebihan tanpa kekurangan. Hanya Rasulullah yang sempurna dalam segala halnya. Rupanya, kekurangan Abdullah bin Mas'ud ini banyak menjadi perhatian orang-orang di jamannya. Tepatnya, ada yang memandang hina.
Suatu saat ada banyak orang yang tertawa melihat betis beliau. Rasulullah rupanya tak berkenan. Beliau bersabda:
أَتَضْحَكُونَ مِنْ دِقَّةِ سَاقَيْهِ ؟ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَهُمَا أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ جَبَلِ أُحُدٍ
"Kalian menertawakan betis Ibnu Mas'ud? Demi Dzat yang jiwaku ada di dalam kuasaNya, sesungguhnya kedua betisnya di sisi Allah lebih berat timbangannya dari Gunung Uhud."
Mereka melihat fisik. Rasulullah melihat ruhnya. Fisik tak berarti apa-apa, sementara ruh itulah yang menentukan nilai manusia. Lihatlah, ketika manusia mati, jasad atau fisiknya disimpan di dalam tanah, sementara ruhnya naik ke "langit." Jangan remehkan orang yang jiwanya, yang hatinya, yang ruhnya adalah untuk Allah, untuk agama Allah, walau tampilan fisiknya adalah biasa-biasa saja atau di bawah rata-rata. Salam, AIM@Pha Chond Dhang Sumenep