PULANGNYA ANAK-ANAK SURGA KAMI
Virus Corona memang telah berhasil mengubah rencana-rencana manusia. Semoga ia tak mampu mengubah haluan iman kaum mukminin. Banyaknya mereka yang terpapar atau terduga terpapar virus membuat gelisah banyak orang. Ada yang lebih gelisah lagi karena ada berita bahwa virus cotona ini akan memusnahkan kehidupan manusia. Ada banyak juga yang percaya dan bertanya kepada saya. Saya kutipkan kata-kata seorang guru bijak: "Selain manusia, tak ada makhluk yang berniat dan mampu membunuh semua manusia." Meski demikian, kita memang harus hati-hati dan waspada karena agama kita sangat menekankan penjagaan agama dan jiwa manusia.
Berangkat dari hati-hati dan waspada ini, beberapa pondok pesantren "merumahkan santri-santrinya," memulangkan santri untuk belajar di dan dari rumah sebagaimana yang kita sudah paham semua. Apakah pondok pesantren tak aman? Dalam pengamatan saya, pondok pesantren dengan pengawasan dan pengasuhan total oleh pengasuh dan pengurus adalah relatif aman. Mungkin saja pondok pesantren adalah lebih aman ketimbang rumah tangga di mana anak dan masyarakat masih bebas berkeliaran. Namun, demi mengobati kegelisahan serta kekhawatiran orang tua tentang anaknya, para pengasuh mengirimkan pulang para santri untuk dijaga dan dibimbing di rumahnya masing-masing. Semoga para orang tua ada waktu banyak memperhatikan makanan jasmani dan makanan ruhani putera-puterinya.
Anak-anak santri adalah anak-anak surga. Setiap hari bahkan setiap saat membaca kalam Allah, mengetuk pintu langit untuk kebahagian dirinya, orang tuanya dan masyarakatnya. Bergetar hati saya melihat video kepulangan ribuan santri Jombang yang kini viral itu. Menetes air mata ini saat pagi ini santri-santri pondok kami berbaris menunggu jemputan kedua orang tuanya. Selamat belajar dari rumah anak-anakku, kami tunggu kehadiranmu kembali di pondok pesantren tercinta kita.
Kalau kita memandang meluasnya wabah ini bagai meluasnya banjir di zaman Nabi Nuh, maka yangvselamat hanyalah mereka yang bersama Nabi Nuh menaiki perahu yang beliau buat. Pertanyaannya kini adalah "siapa saja yang bisa kita anggap sebagai 'Nabi Nuh' kini, dan apakah kira-kira wujud perahu keselamatan manusia dari banjir wabah ini? Mari kita ikut Nabi Nuh dan menaiki perahunya. Salam hormat kami, AIM, Pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya