Pencerah Hati

SENI DAKWAH DI WILAYAH PEDESAAN: MENEMUKAN MAKNA DI BALIK KESEDERHANAAN - 23 November 2018 03:34

  • Jumat, 23 Nopember 2018 03:34:57
  • Ahmad Imam Mawardi

SENI DAKWAH DI WILAYAH PEDESAAN: MENEMUKAN MAKNA DI BALIK KESEDERHANAAN

Baru saja turun dari panggung ketiga malam ini. Panggung terakhir di wilayah Kalianget Sumenep. Jamaahnya sabar menanti walau harus menunggu lama karena jadwal yang kedua jalannya tak bisa dilalui mobil saya. Seperti biasa saya naik sepeda motor dan ngebut menuju lokasi di wilayah persawahan.

Dakwah tak harus selalu di kota. Dakwah di desa lebih banyak seninya. Da'i "modern" mungkin tak betah dakwah di desa karena kepulan asap rokok dianggapnya bid'ah dan haram mutlak sementara minuman energi dan minuman bersoda dianggap sebagai halal mutlak. Saya bukan perokok dan saya tak suka asap rokok, namun saya selalu berusaha memahami ada apa di balik rokok.

Sudahlah jangan bicara rokok, kita bicara saja semangat mengajinya orang desa yang melebihi semangatnya sebagian orang kota. Jam di tangan saya menunjukkan pukul 23.30 WIB. Tak terlihat wajah ngantuk. Mereka mazih ingin menemani saya duduk bersama panitia berbincang tentang acara tahun depan. Semangat sekali, bukan?

Saya pun ijin pulang. Bagasi mobil penuh dengan buah-buahan dan beragam kue berkat ala desa. Jangan memandang remeh kue desa dengan membandingkannya dengan kue kota. Kue desa dibuat dengan semangat pengabdian demi pahala akhirat, sementara kue kota dibuat sebagai komoditas untuk meraup keuntungan rupiah. Salam dari desa, AIM