DILEMA PENDIDIKAN KITA
Cobalah perhatikan sejenak kegiatan belajar di sekolah anak kita. Begitu luar biasanya anak kita dipacu untuk bisa mwngerjakan soal-soal yang akan diujikan yang dijadikan patokan atau ukuran anak kita cerdas atau pandai. Tak cukup pelajaran di sekolah, setumpuk tugas harus dikerjakan di rumah. Bagi sebagian orang tua, itu semua belum cukup memuaskan sehingga perlu tambahan les atau kursus. Dunia pendidikan kita luar biasa.
Sayangnya, kita belum banyak menyaksikan anak-anak didik kita dipacu secara maksimal untuk mampu menghadapi ragam masalah kehidupan. Pendidikan agama dan pendidikan moral tidak begitu mendapatkan perhatian. Ada kesan bahwa lembaga pendidikan kita kurang mementingkan peran agama, peran moral, dalam kehidupan.
Kehidupan tidaklah melulu soal angka. Bahkan kebanyakan masalah tidak berhubungan langsung dengan angka. Orang galau membutuhkan terapi jiwa, bukan kalkulator berangka. Orang yang tengah bertengkar memputuhkan pendamai, dan pendamai terbaik adalah yang mampu menyejukkan hati. Itu adanya adalah dalam agama.
Saatnya lembaga pendidikan mempertimbangkan kembali kuota kajian agama. Kalau tidak, ke depan, masalah manusia akan semakin ganas membakar hati dan membakar lingkungan. Cobalah baca dan renungkan QS 3 ayat 79 tentang tujuan belajar mengajar:
Allah SWT berfirman:
Allah SWT berfirman:
كُوْنُوْا رَبَّانِيّٖنَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُوْنَ الْكِتٰبَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُوْنَ
"Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu mengajarkan Kitab dan karena kamu mempelajarinya!"
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 79)
Rabbaniyyuun, pengabdi-pengabdi Allah, adalah orang yang akan selalu sukses menghadapi berbagai persoalan hidup. Salam, AIM@otw_jemput tamu agung