Pencerah Hati

SENJATA PERTAMA YANG PALING MEMATIKAN - 11 Mei 2021 10:49

  • Selasa, 11 Mei 2021 10:49:51
  • Ahmad Imam Mawardi

SENJATA PERTAMA YANG PALING MEMATIKAN

Senjata yang kini dianggap paling mematikan mungkin adalah senjata kimia, senjata berteknologi nuklir, senjata api dan sejenisnya. Yang memiliki dan menguasainya biasanya sering merasa jumawa dan paling hebat. Tak jarang tampil sombong ancam kanan dan ancam kiri. Sementara itu, yang tak memiliki senjata seperti disebut di atas menjadi obyek yang harus selalu terancam dan ketakutan.

Benarkah senjata-senjata tersebut di atas adalah yang paling hebat dan mematikan? Mari kita buka sejarah manusia dan teliti catatannya, apakah peristiwa yang menyebabkan kematian makhluk paling banyak? Bom atom? Senjata kimia? Atau apa? Maka saya teringat pada DOA Nabi Nuh yang menyebabkan turunnya hujan berhari-hari, lalu banjir besar bahkan terbesar dalam sejarah manusia yang menyebabkan semua manusia mati kecuali yang ikut Nabi Nuh. Bahkan keluarga dan putera Nabi Nuh sendiri juga tewas karena tak mau taat.

Bagaimana doa Nabi Nuh? Perhatikan ayat berikut ini. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَ قَالَ نُوْحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْاَرْضِ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ دَيَّارًا

"Dan Nuh berkata, Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi."

(QS. Nuh 71: Ayat 26)

Satu panjatan doa memiliki daya dahsyat luar biasa, menjadi senjata pertama kali dalam sejarah yang mematikan musuh-musuh Allah. (Tolong pahami kisah ini sesuai dengan konteks). Jangan pernah meremehkan doa. Jangan pernah meremehkan orang-orang yang tak memiliki apapun kecuali doa. Jangan pernah mendzalimi siapa saja yang tak punya siapa-siapa kecuali Allah. Sungguh dahsyat power doa mereka.

Kami keluarga besar Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya mendoakan setiap jamaah, santri dan simpatisan serta donatur semoga ibadah di bulan suci Ramadlan ini diterima Allah, semoga dipanjangkan umur dalam sehat dan iman sehingga bisa bertemu dengan Ramadlan yang akan datang. Semoga hidup semakin berkah, mulia dan bahagia. Salam, A. Imam Mawardi

NB: Kita memasuki hari ke 29. Mengingatkan bagi yang berkenan menyalurkan zakat, infaq dan shadaqah agar tak melewatkan momen mulia ini.