Pencerah Hati

SETITIK DARI SEJARAH HIDUP SANG TELADAN UMMAT - 30 Januari 2021 13:31

  • Sabtu, 30 Januari 2021 13:31:39
  • Ahmad Imam Mawardi

SETITIK DARI SEJARAH HIDUP SANG TELADAN UMMAT

Siapa yang belum sempat membaca, mendengar dan mengaji sejarah hidup Rasulullah Saw., maka dia belum memiliki rujukan sikap yang tepat untuk menjadi pribadi unggulan. Rasulullah Muhammad Saw dinyatakan oleh kitab suci sebagai manusia teragung budi pekertinya, terindah gaya hidupnya, termulia derajatnya. Kalau kita belum mengenal beliau, lalu siapakah yang kita baca dan teladani selama ini?

Sempatkanlah mengaji sirah (sejarah hidup) beliau, ada pahala dan keindahan di sana. Pikiran menjadi tenang dan hati menjadi bahagia. "Duduk" bersama beliau, yakni mengaji dan membaca tentang beliau, adalah sebuah kemuliaan. Kegiatan seperti ini afalah jaub lebih mulia dibandingkan dengan berkelana ke dunia maya untuk belajar gaya hidup kekinian, karena gaya hidup yang sudah pasti disukai Allah adalah gaya hidup Rasulullah teladan kita. Pun ini jauh lebih mengasyikkan ketimbang duduk dengan orang yang tidak jelas manfaat dan keberkahannya.

Lalu bagaimana sesungguhnya kehidupan Rasulullah? Tak cukup waktu dan tempat menuliskannya di sini. Namun banyak kitab dan buku yang bercerita lengkap tentang beliau Rasulullah Saw. Semua gaya hidupnya, pola hidupnya, prinsip hidupnya adalah yang terbaik. Sempatkanlah membaca kitab hadits shahih Bukhari tentang kepribadian beliau, maka akan lahir kesan bahwa Rasulullah memang manusia biasa tapi dengan kualitas yang luar biasa.

Shahih Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah tersenyum, Rasulullah tertawa, Rasulullah menangis, Rasulullah diam dan Rasulullah bersedih. Senyum, tawa, tangis, diam dan sedihnya beliau adalah dengan cara terbaik pada waktu terbaik dan di tempat terbaik. Kardna semuanya adalah terbaik, maka yang terlahir dari sikap itu afalah hasil yang terbaik. Bagaimanakah dengan senyum, tawa dan tangis kita? Bagaimana, kapan dan dimana kita harus trrsenyum, tertawa dan menangis yang terbaik? Mari kita mengaji kepada junjungan kita, Rasulullah Muhammad Saw. Ikuti kajiannya melalui Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya. Salam, AIM