SURUHLAH LELAKI MENUNDUKKAN PANDANGAN, JANGAN PAKSA KAMU MENUTUP AURAT KAMI
Seorang wanita berbaju seksi dengan aurat terbuka dan kain transparan merasa terganggu kenyamanan hidupnya karena ceramah agama yang disapaikan di masjid dekat rumahnya. Penceramahnya adalah seorang guru tua yang semangat sekali mengajak orang-orang bermasyarakat secara Islami.
Wanita tersebut mendatangi rumah sang guru itu dan protes atas ceramahnya tentang pakaian yang Islami bagi wanita. Dia berkata: "Bapak, jangan tuntut kami kaum wanita menutup apa yang kami ingin tampilkan secara indah. Suruh saja kaum laki-laki untuk menutup matanya agar tak melihat kami. Itu baru adil, fair."
Sang guru tua yang seminggu yang lalu menyampaikan keharaman membuka aurat kecuali kepada yang dibolehkan atau karena sebab yang diizinkan syara' menanggapinya dengan santai dan santun. Beliau bertanya: "Mbak, kalau anda memiliki semangkok madu, lalu datanglah lalat-lalat mengkerubunginya, bagaimanakah cara Anda mengusir lalat itu?"
Dengan lantang dan cepat wanita itu menjawab: "Ya mangkok itu saya tutupi." Sang guru merespon: "Cerdas. Menurut Islam, wanita itu adalah madu manis yang bernilai dan berkhasiat. Semua orang, baik yang shalih ataupun yang tak shalih pastilah ingin mendekat dan mencicipi. Usir mereka dengan menutupi aurat wanita itu. Biarlah yang shalih saja yang datang, karena hanya dia yang tahu cara yang benar mendapatkannya."
Wanita itu terdiam membisu, tak lagi marah. Di wajahnya ada guratan sedih dan penyesalan. Sang guru menutup jawabannya: "Kalau kau masih pamer aurat, maka kau bagai madu yang terkontaminasi racun mematikan. Kalau kau pamer diri di publik memakai media apapun, berarti engkau ...." Sang guru menghentikan kalimatnya karena mendengar panggilan isterinya yang mrnyediakan makanan ulang tahun pernikahannya, katanya. Sayapun harus menghentikan tulisan ini. Salam, AIM