TAK BANYAK YANG TAHU DAN PERCAYA AKAN KESEDIHANNYA
Manusia itu memiliki kecenderungan menilai sesuatu sebagai sesuatu yang tetap, tak berubah. Kalau ada orang yang dikenal miskin sejak lama, tiba-tiba mengaku kaya, akan banyak yang tidak percaya. Walaupun memang pada kenyataannya demikian adanya kini. Orang yang sudah lama terkenal kaya, tiba-tiba mengaku bangkrut, juga tidak akan banyak yang percaya. Walaupun pada nyatanya kini sedang mengalami kemerosotan ekonomi.
Kalau masalah ekonomi, sebenarnya bab salah duga ini tidak terlalu fatal. Memang kaidah ekonomi tidak bisa dipungkiri, berputar dan bergilir, naik turun dan terus bergerak. Yang agak fatal adalah saat kita menyangka senang bahagia pada orang yang tengah bersedih. Kalau orang yang biasa mengeluh dan memang selalu merasa menderita, itu sudah biasa. Yang kasihan adalah orang yang biasa ceria membahagiakan orang lain tiba-tiba sedih dan berduka. Ada banyak yang tidak percaya.
Seorang pemain topeng/badut yang tiap tampil selalu tertawa, menari dan menyanyi suatu hari ditinggal mati oleh seorang anak semata wayangnya. Dia bersedih sekali. Karena orang-orang terbiasa setiap bertemu dengannya pasti tertawa bersama, saat si badut ini menggali kuburan anaknya pun orang-orang tertawa dan menganggapnya lucu.
Saat meletakkan jenazah anaknya dan kemudian menimbunnya dengan tanah, orang-orang yang melihatnya semakin tertawa. Lalu si badut menangis merasa kehilangan anaknya itu, orang-orang melihat caranya menangis dan mengusap air mata malah semakin tertawa daneng menganggapnya sebagai tontonan. Si badut merasa semakin tersiksa menderita karena sedihnya hanya ditanggung sendirian sementara orang-orang sekelilingnya tidak memahami hakikat perasaannya. Si badut meninggal di atas kuburan anaknya.
Apakah orang-orang sekitarnya kaget? Ternyata tidak. Mereka malah bertepuk tangan menhanggap pertunjukan baru usai. Memang kini sangat sulit mencari orang yang paham dan mengerti hakikat perasaan orang lain.
Kata para tetua: "Kalau kamu merasakan sakit, berarti kamu makhluk hidup. Tapi kalau kamu merasakan sakitnya orang lain, maka kamu adalah manusia." Pekalah akan rasa dan keadaan orang lain agar derajat kemanusiaan kita tetap terjaga." Salam, AIM