TELINGA, MULUT DAN MATA ADALAH PINTU UTAMA HATI
Benar mereka yang berkata bahwa hati adalah pusat segalanya. Bahagia derita, suka duka, senyum tangis dan sebagainya adalah berpusat di sana. Karena itu maka para bijak selalu berpesan untuk menjaga hati lebih dati saran untuk menjaga anggota badan. Orang cacat badan atau sakit jasmani sangat mungkin untuk tetap bisa tersenyum bahagia. Namun orang yang cacat hati alias sakit hati tak punya kekuatan untuk tersenyum bahagia, walau badannya sehat.
Satu hal yang penting sekali untuk dicatat, yaitu bahwa menjaga hati meniscayakan menjaga pintu-pintu utama menuju hati. Pintu utama yang dimaksud adalah telinga, mulut dan mata dengan urutan hirarkis alias dari yang paling utama.
Perhatikan susunan kalimat dalam al-Qur'an saat mensifati orang-orang kafir dan munafik: "صم بكم عمي" (tuli, bisu dan buta). Semua kita pernah mendengar potongan ayat ini. Tapi tak semua yang mampu menangkap pesan halus mengapa tuli didahulukan dari pada bisu dan buta.
Ternyata, pengaruh terbesar yang sampai ke hati itu paling banyak lewat telinga. Jagalah telinga kita. Dengarkanlah ayat-ayat Allah atau kajian yang mejelaskan ayat-ayat Allah. Jauhi mendengar sesuatu yang memperkeruh hati dan merusak keyakinan. Selektiflah memilih apa yang harus dan perlu didengar.
Setelah itu, hati-hatilah dengan mulut. Ucapkan kebaikan dan sampaikan kebenaran. Matapun harus ditata untuk memilih apa yang boleh, perlu dan harus dilihat. Bayangkan ketika mulut asal bicara dan mata asal melihat, betapa riuh dan rusak kondisi hati pada akhirnya. Salam, AIM