TEPAT WAKTU, MEPET WAKTU DAN HILANG WAKTU
Berangkat ke bandara dalam waktu yang mepet memang kurang mengenakkan. Ada beberapa kemungkinan yang bisa memacu detak jantung lebih cepat ketimbang biasanya. Salah satunya adalah kemungkinan macet. Kemungkinan ini tertepis untuk jalur ke Bandara International Lombok daei hotel yang saya tempati.
Tibalah saya di bandara untuk kembali ke Surabaya pada waktu tepat satu jam menjelang take off. Antrian macet ternyata bukan di jalan, melainkan di pintu pertama untuk masuk ke ruang check in. Agak ramai dan pelan sekali jalannya sepelan jalan siput. Namun, akhirnya tiba juga di depan pintu. Celakanya, jantung berdetak lebih kencang saat baru sadar bahwa tas kecil yang isinya lumayan besar tertinggal di mobil yang mengantar saya. Bisa dibayangkan betapa dagdigdugnya mempertimbangkan jam check in dan keberangkatan dengan kecepatan mobil untuk kembali berputar, sementara saya tidak memiliki nomer kontak sang driver. Setelah telpon sana telpon sini, akhirnya sang supir kembali ke bandara. Waktu semakin mepet. Maka saya lari kencang menuju pintu pertama tadi lal7 check ini. Algamdulillah masih nutut waktu menjadi pengantri terakhir.
Lumayan, tarikan nafas kembali lega. Duduklah saya di ruang tunggu, menunggu keberangkatan pesawat menuju Surabaya. Waktu memang sangat mepet dengan acara saya di Surabaya pagi ini. Mendarat jam 9.35 adalah waktu yang sangat mepet untuk acara jam 10.00.
Ternyata, percepatan detak jantung harus kembali terulang saat ada pengumuman bahwa pesawat yangbakan saya naiki mengalami delay, penundaan, 45 menit. Karena alasan teknis, kata yang mengumumkan. Hemmmm. Ya mau apa lagi. Biarlah yang terjadi menjadi pelajaran dan perenhngan. Namun tetaplah berbaik sangka dengan penuh keyakinan: "Inilah yang yang terbaik." Salam, AIM