Pencerah Hati

TERGOLONG MENTERI YANG SUKSES APA YANG GAGAL? - 18 Mei 2021 16:12

  • Selasa, 18 Mei 2021 16:12:55
  • Ahmad Imam Mawardi

TERGOLONG MENTERI YANG SUKSES APA YANG GAGAL?

Bisa diperhatikan dan buktikan, siapa yang rajin mencitrakan dirinya atau mengiklankan dirinya sebagai orang paling banyak berbuat bagi masyarakat maka dia akan cepat terkenal dan sangat mungkin dipuja-puja. Namun usia keterkenalannya dan kedipuja-pujaannya tidak akan lama, setelah itu runtuh dan dilupakan. Sementara itu, orang yang berbuat banyak pada bangsa dan kemanusiaan, lalu diam dalam ketulusannya, tanpa mempromosikan dan mengiklankan dirinya, biasanya tidak akan terkenal dan tidak banyak dikagumi orang. Namun, pada waktunya, namanya mewangi mengabadi, menjadi perbincangan dan teladan, diingat dan didoakan.

Teringatlah saya pada dawuh Ibnu Athaillah Al-Sakandari bahwa biji yang tidak dipendam dalam tanah, walau ia tumbuh, biasanya tak bertahan lama untuk kemudian mati. Sementara biji yang ditanam dalam tanah, maka ia akan tumbuh kuat, berbuah lebat dan berusia lama. Lihatlah betapa banyak tokoh instan produksi media yang runtuh satu persatu, sementara tokoh tulus dari kampung, dari desa, dari pondok pesantren tradisional mulai harum berbunga dan berbuah, dikenang dan didoakan serta diteladani.

Dua paragraf di atas sesungguhnya sebagai pengantar saya untuk bercerita seorang tokoh yang tak terkenal dan tidak diterkenalkan namun namanya kini mulai menjadi perbincangan di mana-mana karena ketulusannya, kesederhanaannya dan kemiskinannya. Nama orang itu adalah Ir. Sutami, menteri selama 14 tahun, enam kali diangkat pada posisi yang sama. Coba saja cari berita tentang beliau di dunia maya. Kita akan dibuat kagum bercampur heran. Mungkin juga ada di antara kita yang tidak percaya.

Kalau disebut sebagai menteri atau mantan menteri, di benak kita pasti tergambar kekayaan dan kemuliaan. Cukup sekali saja menjadi menteri, pasti kesan itu melekat padanya. Ir. Sutami menjadi menteri kabinet Dwikora 1, Dwikora 2, Kabinet Ampera dan Kabinet Pembangunan. Posisinya adalah di kementrian "basah," yakni Menteri Pekerjaan Umum (PU). Ternyata, jabatan tinggi itu tak membuat beliau hidup mewah dan kaya. Beliau rumahnya sederhana sekali. Atap rumahnya banyak yang bocor. Listriknya pernah dicabut oleh PLN karena terlambat dan tak mampu bayar. Adakah menteri dan mantan menteri yang senasib dengan beliau? Ah, jangan kelas menteri lah, kelas lurah dan kepala desa saja, ada yang sesederhana dan semiskin beliau?

Selama menjabat, beliau mengepalai banyak proyek besar, mulai dari jembatan, bendungan dan bandara. Apakah dengan jabatan itu beliau mendapatkan fee besar sehingga kaya raya? Beliau memilih sederhana dan seadanya, mengambil apa yang menjadi haknya dan mengembalikan selebihnya. Saat beliau sakit, beliau tak punya uang untuk ke rumah sakit. Miskin betul. Kok bisa? Mari kita baca lebih detail kisahnya.

Apakah dengan kesederhanaan dan kemiskinannya beliau menjadi terhina? Ternyata fakta dan berita tentang beliau sebagai menteri termiskin justru menjadikan beliau mulia di pandangan banyak orang waras, dikagumi dan didoakan. Teringatlah saya pada dawuh sang guru: "Kamu jangan bangga (sombong) jika bisa membeli dunia, tapi bangga dan bahagialah jika kamu TIDAK BISA DIBELI DENGAN DUNIA." Salam, Ahmad Imam Mawardi