TETAP TEGAR DALAM KEBENARAN SAAT ADA DI TENGAH BADAI
Hari ini saya berkesempatan hadir di Pondok Pesantren Salafiyah Bangil, pondok pesantren yang lumayan besar dengan jumlah santri sekitar 2000 an. Pengasuh bercerita bahwa dulunya saat mendirikan pondok ini pada tahun 1957 dugaannya hanya akan mendapatkan santri sekitar 17 orang saja. Allah memiliki rencana luar biasa melampaui dugaan manusia, pondok ini penuh sesak dengan santri. Apa rahasia maju pesatnya pondok ini? Ketulusan, keikhlasan.
Sangat senang melihat animo masyarakat yang tetap besar akan pendidikan agama, pendidikan karakter, pendidikan hati. Yang sangat dibutuhkan kini bukanlah orang yang hanya pintar, melainkan yang benar dalam mrnjalani hidup di dunia demi bahagia sampai akhirat kelak. Mengikuti bimbingan dan petunjuk agama adalah jalan lurus menuju cita-cita mulia ini.
Dalam forum pertemuan tadi saya sampaikan bahwa kita perlu kompak bersama satu shaf melanjutkan risalah Rasulullah. Niatkan apa yang kita lakukan sebagai bagian pengabdian untuk agama Allah. Allah punya berbagai cara menjamin kebahagiaan kita sebagai "gaji" pengabdian itu. Pengabdian untuk agama itu tidak sepi dari uijian, tantangan, hambatan bahkan ancaman. Namun tetaplah istiqamah dalam pengabdian itu. Begitu dawuh para ulama yang pengabdiannya diabadikan dalam sejarah.
Mengapa kita harus istiqamah walau harus terus menghadapi tantangan dan ancaman? Teringatlah saya pada dawuh Syekh Badiuzzaman Said Nursi: "Jalan manakah yang akan Anda pilih dari dua jalan ini? Satu adalah jalan mulus lurus penuh bunga dan pemandangan namun ujungnya menuju penjara. Jalan yang kedua adalah jalan licin berbelok-belok dan kadang ada onak dan duri namun ujungnya mengantarkan Anda ke pintu gerbang istana."
Jalan yang kita lalui itu hanya sementara. Tujuan akhirnya itu yang abadi. Bersabarlah saat kita harus menjalani ketidaknyaman, asal akhirnya sampai di depan istana Tuhan, mendapat sambutan hangat dan ridlaNya. Salam, AIM