Pencerah Hati

Apa Yang Dikata Hati Pada Diri - 15 April 2017 08:00

  • Sabtu, 15 April 2017 08:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

Apa Yang Dikata Hati Pada Diri

Baru saja saya tiba dari berjumpa dengan jamaah South Belgia untuk berbincang tentang bagaimana seharusnya hidup ini agar tak lagi diburu gelisah dan dikejar susah. Rupanya, kehidupan kebanyakan dunia sedang dikepung keluhan yang ujung-ujungnya adalah pertanyaan "bagaimana ini." Banyak sekali orang yangvtak lagi tahu pada bagaimananya sendiri. Pertanyaan hidup semakin banyak namun jawabannya semakin tak jelas.

Kalau saya merujuk pada buku The Power of Meaning karya Emily Smith, kegelisahan dan kesusahan hidup bermula dari hilangnya makna dari kehidupan. Orang kebanyakan peduli pada penampakan lahir dan tidak pada esensi batin. Format tanpa isi menjadi hal fenomenal. Karenanya, bangunan kehidupan menjadi rapuh karena tak lagi berdiri dengan dukungan empat pilar utama yang harusnya ada.

Akhirnya, modus menipu, mengecoh, menyakiti dan bahkan melenyapkan orang lain menjadi tontonan keseharian. Karenanya permusuhan dan konflik berkepanjangan tak lagi terelakkan. Kejahatan dipoles indah sementara kebaikan dipoles jelek. Hati nurani yang memang dicipta untuk membimbing menuju fitrah menolak dan memilih bersedih.

Hati berkata pada diri: "Wahai diri, engkau telah berbuat jahat. Semua orang akhirnya menjauhimu. Hanya diriku yang bertahan berada dalam dirimu, walau aku harus sedih sendiri di saat yang lain menjauh agar bisa bahagia sendiri. Sayangilah aku dengan dzikir, bersihkan aku dengan istighfar, hiasi aku dengan ketulusan, bukan kemunafikan dan kefasikan." Apa yang telah kita perbuat untuk hati kita? Salam, AIM