BERJUANG UNTUK KOMPAK BERSATU DALAM KEYAKINAN
Baru saja pulang dari masjid yang rutin sehabis jum'an membagi-bagikan nasi kotak bagi jamaah. Ada nuansa kebersamaan dan kekompakan yang indah dipandang mata saat umat Islam terlihat bersatu. Teringatlah saya pada indahnya buka puasa bersama, baik di masjid-masjid Indonesia terlebih masjidil haram Mekah dan Madinah. Para pembenci Islam takjub dan gemetar menyaksikan kebersatuan umat. Jangan mau kita dipecah belah, dipisahkan dan diadu domba. Kekuatan Islam ada pada kekompakan dan kerapian shaf dalam.kebaikan.
Dalam.khutbah Jum'at tadi saya menyampaikan perlunya menata dan menjaga hati kita untuk tetap murni dalam tauhid. Jangan pernah menggantungkan nasib kita kepada makhluk. Sekuasa-kuasanya makhluk adalah hanya sebagai pelaksana kehendak Allah. Coba buka surat Fathir ayat 2 dan surat Yunus 117. Berharap hanya kepada Allah, takutpun hanya kepada Allah. Orang paling gagah sedunia tak pernah mampu menahan kantuk, orang paling kaya sedunia tak pernah tahan untuk tidak makan sama sekali. Semuanya dipaksa tunduk pada kehendak Allah dan mau tidak mau masih berharap kasih sayangNya.
Manusia yang "inna shalati wa nusuki" nya mantap dari dalam hati, memahami makna dan berkomitmen serius dalam janjinya itu tak akan pernah bingung dan kecewa dalam hidup karena dia percaya penuh akan pengaturan Allah Rabbil Alamin. Allah pun tak akan mengecewakan hambaNya yang imannya 24 karat dan ketawakkalannya 100 persen padaNya. Bukanlah Allah sendiri yang berjanji akan mengatur dan menyelesaik urusannya. Baca surat al-Thalaq ayat 2 dan 3.
Hanya saja, memang sering syetan dan nafsu menggoda manusia untuk menanamkan ragu dan bimbang. Mari kita rajin-rajin memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk, mari kita terus tanamkan keyakinan dengan selalu bersama-sama dengan mereka yang sudah sampai derajat yakin, melalui pengajian dan dzkir bersama. Masjlis dzikir dan atau majlis ilmu adalah tempat terbaik kita dalam menjaga tauhid kita. Jangan jauhi, jangan tinggalkan. Salam, Ahmad Imam Mawardi
