BINCANG SORE TENTANG KEHIDUPAN
Tak selalu perlu kopi dan gorengan untuk berbincang gayeng tentang kehidupan keseharian. Cukup dengan air putih dan kurma ruthob (setengah mateng) kami berbincang sore dengan saudara kerabat sejati. Bagaimana menyikapi hidup yang sering sekali tak sesuai dengan dugaan? Itulah tema pokoknya.
Jawaban tidak pernah berubah dari dahulu hingga kini. Kan semua kita tahu jawabannya. Kita berbincang kadang untuk lebih meyakinkan hati bahwa jalan terbaik adalah SABAR dan RIDLA. Semua teks suci dan nasehat orang bijak adalah sama seperti itu jika menghadapi sesuatu yang tidak sesuai harapan.
"Kalau uangmu nyangkut di orang, tidak dibayar-bayarkan, atau memang mau niat ditilapnya, tidaklah perlu dipikir terus dan ditangisi. Berarti dia yang akan memikul beratnya, sementara itu tetap menjadi milikmu. Akan kembali kepadamu dengan caranya Allah pada waktu yang Allah atur. Yang membuatmu merasa terdzalimi akan mendapatkan adzab, sementara dirimu tetap disayang dan dicinta Allah. Maka, sabar saja. Milik tetaplah milik." Itu salah satu kesimpulan bincang sore tadi.
"Kita harus terus menjaga niat baik dan mempersembahkan yang terbaik kepada siapapun. Kalau masih saja mendengar komentar tak baik tentang kita, tak perlulah kita sibuk membela diri. Orang itu biasanya akan tetap bicara sesuai dengan pengetahuannya dan motifnya sendiri. Tetap saja di jalan yang kita yakini benar dan lurus. Membahagiakan dan memuaskan semua orang itu tidak mungkin bisa. Cukup Allah yang menjadi penilai kita." Itu adalah kesimpulan kedua.
Adzan maghrib lalu terdengar berkumandang. Kami bergeras ke masjid Alif Laam Miim, shalat dan mengaji bersama tentang surga dan neraka. Kini rehat dulu sambil menunggu jadwal giliran pijat pada santri yang senang memijat. Salam, AIM dari Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya