DOKTOR KEMATIAN
Iya, saya baru selesai mengikuti sidang ujian terbuka S3 K.H. Sumarkan yang menulis tentang kematian dalam perspektif Imam Qusyairi. Sebagai promotor bersama Prof. DR. K. H. M. Ridlwan Nasir, kami senang dan bangga dengan kelulusan beliau. Tema yang sangat menarik, terlebih saat diuji oleh Prof. DR. K.H. Said Agil Al-Munawar yang memang kaya referensi berbahasa Arab dalam kaitannya dengan tafsir dan kaya pengalaman unik.
Prof. Said Agil bercerita temannya seorang hafidz yang pernah mati dan masuk freezer jenazah 4 hari 3 malam di Mekah yang saat dikeluarkan untuk dimandikan kemudian hidup lagi dan duduk. Kejadiannya adalah tahun 2011 saat yang bersangkutan bertugas sebagai petugas haji. Lalu beliau mninggal betulan pada tahun 2016. Bagaimana kisah lengkapnya? Menarik dan pernah diceritakan saat berceramah di Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya.
Catatan dan komentar para penguji lainnya juga menarik sekali untuk didengarkan dan direnungkan. Sampai pada kesimpulan pada kematian bukanlah akhir dari segalanya. Kematian adalah bagian dari fase perjalanan manusia. Kematian sangat bisa adalah sebuah fase perjalanan indah menuju kebahagiaan hakiki, kehidupan nyata. Kalimat "innaa lillaah wa innaa ilayhi raaji'uun" bukanlah kalimat duka bagi yang meninggal, melainkan kalimat bahagia karena kembali kepada Allah. Adalah yang lebih indah dan menyenangkan melebihi kembali Sang Keksih Yang Maha Pengasih dan Penyayang?
Para pembaca yang budiman, setujukah dengan kesimpulan terakhir itu? Ada yang ingin segera kembali kepada Allah? Mengapa tidak? Selamat menjadi Doktor Kematian Kiai Sumarkan. Salam, AIM