Pencerah Hati

JALAN HIDUP SANG PESEPAKBOLA - 09 Juni 2021 11:06

  • Rabu, 09 Juni 2021 11:06:53
  • Ahmad Imam Mawardi

JALAN HIDUP SANG PESEPAKBOLA

Sore tadi seorang pemain sepakbola terkenal datang ke pondok. Ini bukan kali yang pertama, walau tak sering sekali, beberapa kali ke tempat kami untuk diskusi, sharing kisah, dan lain-lain. Termasuk di dalam lain-lain itu adalah mengaji dan menyampaikan bantuan untuk "sangu akhirat."

Semangat keberagamaannya terus menaik, terutama pasca menunaikan ibadah haji bersama kami tahun 2017 yang lalu. Dalam memutuskan segala sesuatu, pasti ditanyakan apakah ini dibenarkan oleh Islam. Kesan saya, beliau cukup berhati-hati dalam menjaga kehalalan harta demi kebahagiaan keluarga. Iya, bukan banyak yang dicari, tapi berkah. Kalau berkah, walau tak dapat banyak namun merasa cukup dan bahagia. Beliau bercerita tentang cara Allah memberinya rizki dari berbagai jalan yang tak diduga, pada last minute kebutuhan. Saya akhirnya juga bercerita kisah yang hampir sama.

Kalau direnungkan dalam-dalam, ternyata ada banyak kejutan dalam hidup ini yang mengantarkan kita pada kesimpulan Allah mengatur segalanya dengan caraNya yang unik. Kadang Allah memberikan ujian berat terlebih dahulu sebelum menganugerahkan nikmat penuh kejutan. Cobalah merenungi jalan hidup yang telah berlalu. Maka, mari kita belajar tawakkal kepadaNya.

Lalu beliau berkata bahwa di usia yang sudah menua begini, sudah gak ada semangat menggebu untuk usaha duniawi, menumpuk kekayaan. Yang muncul dalam perasaan adalah keinginan menikmati hidup dengan tenang, mengingat dan mendekat kepada Allah. Saya setuju, begitu yang disampaikan banyak orang tua kepada saya. Semoga menjadi tanda sayang dan ridla Allah.

Ada banyak poin yang saya ingat dan catat dari obrolan sore ini. Pelajaran hidup dari pesebakbola. Tubuhnya masih atletis, walau sesekali sudah mulai ngilu-ngilu lutut. Saya senang dengan keterbukaan dan keterusterangannya, kehalusan bicaranya dan kedermawanan sikapnya. Kalau Najib Mahfoudz sastrawan Mesir itu berkata bahwa orang yang bertemu dengan kita itu ada yang sebagai ujian bagi kita dan ada yang sebagai anugerah, maka kenal dan akrabnya saya dengan pesepakbola yang satu ini adalah sebuah anugerah. Terimakasih telah menjadi anugerah bagi kami, jangan berubah menjadi ujian dan godaan ya? Bismillah, kita semua adalah anugerah. Salam, Ahmad Imam Mawardi